BACAKORANCURUP.COM - Bagi para peternak yang ada di Kabupaten Rejang Lebong, patut untuk memahami dan mengenali gejala penyakit 'ngorok' yang menyerang sapi dan kerbau.
Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan (Distankan) Kabupaten Rejang Lebong yang menyebut bahwa ciri atau gejala klinis ternak terjangkit 'ngorok' antara lain seperti demam tinggi, tidak mau makan, diare, feses berdarah, pembengkakan dan busung pada kepala, bagian bawah dada, kaki, dan pangkal ekor.
"Penting sekali para peternak untuk memahami gejala-gejala ini, ketika sudah tahu bisa langsung dilakukan penanganan cepat," kata Kepala Distankan Rejang Lebong, Ir Amrul Eby MM melalui Kabid Perdagangan, drh Wenny Haryanti.
Selain gejala-gejala diatas, sambungnya, kemudian hewan ternak itu juga akan mengalami sesak nafas dan kesulitan menelan makanan.
BACA JUGA:Wisuda Angkatan ke 9, Ini Pesan Rektor IAIN Curup
BACA JUGA:MIM 10 RL Sukses Gelar Pelatihan Siaga Bencana, Burhan : Akan Kita Aplikasikan ke Dalam Kurikulum
"Biasanya gejala klinis ini bisa teramati pada hewan ternak secara kasat mata," ujarnya.
Menurut Wenny, penyakit ngorok pada ternak ini terjadi, diakibatkan oleh bakteri yang bernama Pasteurella Multocida. Bakteri ini menyerang saluran pernapasan pada ternak.
"Karena menyerang saluran pernapasan jadi di indikasi ada keluar cairan berlebihan dari hidung, diare bahkan sampai berdarah," beber dia.
Namun beruntungnya, sejauh ini untuk di Kabupaten Rejang Lebong diketahui nihil laporan adanya kasus penyakit 'ngorok' di Kabupaten Rejang Lebong.
"Untuk di Rejang Lebong sejauh ini Alhamdulillah belum ada laporan soal ternak (sapi atau kerbau) yang terserang penyakit ngorok," tuturnya.
Dalam hal ini, Wenny mengimbau kepada para peternak untuk sementara menghindari pembelian ternak dari wilayah atau daerah yang telah tertular.
Kalau memang harus membeli, cari ternak yang kondisinya benar-benar sehat dan diperiksa terlebih dahulu.
"Dan ternak yang baru dibeli dari luar segera di karantina, dipisahkan dari yang lain, lakukan desinfeksi dan pembersihan kandang ternak dan sekitarnya. Kemudian cek kesehatan ternak oleh petugas kesehatan hewan secara berkala dan vaksinasi (kalau tersedia)," tandasnya.