TUBEI - Program Gerakan Basmi Tikus (GBT) dalam Musim Tanam Kedua (MT-2) tahap 2024 tetap menjadi prioritas Dinas Pertanian dan Perikanan (Disperkan). Itu menindaklanjuti masih adanya kegagalan panen dalam MT-2 tahap kedua akibat lahan persawahan diserang hama tikus yang turun tanamnya dimulai sejak April.
Kepala Disperkan Kabupaten Lebong, Hedi Parindo, SE mengatakan, dari pengalaman selama ini serangan hama tikus mengganas di MT-2 tahap ketiga. Soalnya siklus puncak kembang biak tikus adalah Juni-Agustus.
''Kalau tidak diatasi, bisa-bisa menjadi penghambat keberhasilan panen,'' kata Hedi.
Bentuk pembasmian tikus, tidak lagi difokuskan melalui perburuan massal. Namun setiap petani akan diberikan racun hama tikus yang jumlahnya disesuaikan dengan luas lahan yang akan dipakai dalam MT-2.
BACA JUGA:237 Mahasiswa STIA Bengkulu Diwisuda
''Kami menilai pengendalian hama tikus lebih efektif dengan pestisida,'' terang Hedi.
Terpisah, Bupati Lebong, Kopli Ansori meminta Disperkan bekerja maksimal dalam mengatasi hama tikus. Termasuk para kelompok tani dimintanya proaktif melalukan upaya pembasmian hama tikus.
''Mudah-mudahan dengan kesabaran dan kerjasama yang baik antara pihak terkait, panen MT-2 ke depan bisa lebih maksimal,'' ujar Bupati.
Diketahui, dari lahan sawah produktif seluas 8 ribuan hektare, belum sampai 30 persen yang mengikuti. Namun dari lahan seluas hampir 2 ribu hektare yang ikut MT-2, panen yang dihasilkan tembus 10 ribu ton.(rb)