Kondisi ini sering kali terjadi karena seseorang merasa perlu menyelesaikan semua tugas dalam waktu singkat, namun akhirnya malah tidak berhasil menyelesaikan satu pun dengan baik.
4. Menghambat Kreativitas
Pekerjaan yang membutuhkan kreativitas sering kali memerlukan waktu yang tenang dan fokus penuh. Ketika seseorang multitasking, otak tidak memiliki cukup ruang untuk berpikir kreatif atau mencari solusi baru karena terus berpindah antar tugas.
Akibatnya, ide-ide kreatif yang bisa muncul saat seseorang fokus pada satu tugas menjadi hilang atau sulit diakses.
5. Mengurangi Kemampuan Belajar dan Mengingat
Ketika multitasking, otak tidak bisa memproses informasi secara mendalam karena terpecah ke berbagai tugas. Hal ini menghambat kemampuan belajar dan mengingat informasi baru.
Studi menunjukkan bahwa individu yang terbiasa multitasking lebih sulit mengingat informasi dibandingkan mereka yang fokus pada satu tugas, karena otak tidak punya cukup waktu untuk menyimpan dan mengolah informasi tersebut dengan baik.
6. Mengganggu Hubungan Sosial
Multitasking tidak hanya berdampak pada produktivitas, tetapi juga pada hubungan sosial, terutama di tempat kerja.
Ketika seseorang terus-menerus membagi perhatian antara tugas dan komunikasi dengan rekan kerja atau atasan, komunikasi menjadi kurang efektif dan bisa menimbulkan kesalahpahaman. Selain itu, multitasking dapat membuat seseorang terlihat tidak sepenuhnya hadir atau terlibat dalam percakapan, yang pada akhirnya dapat memengaruhi hubungan kerja dan kepercayaan tim.
7. Meningkatkan Risiko Keselamatan
Dalam situasi tertentu, multitasking bisa berbahaya. Sebagai contoh, banyak kecelakaan lalu lintas terjadi karena pengemudi menggunakan ponsel sambil menyetir.