Beberapa bulan kemudian menikah. Benny Laos yang awalnya juga pengusaha kecil di Maluku Utara sudah merangkak menjadi pengusaha lebih besar (Lihat Disway 30 November 2024: Sherly Benny).
Anda sudah tahu: Benny belakangan jadi bupati Morotai yang sukses. Sherly pun mulai dipanggil ''ibu''. Bu Sherly atau Bunda Sherly.
Pasangan ini jadi buah bibir: kerukunannya, keteladanannya, dan kecantikannya. Cantik, saling sayang, kaya. Mereka pun jadi idaman mimpi banyak orang.
Selanjutnya, Anda juga sudah tahu: Benny ingin jadi calon Gubernur Maluku Utara. Provinsi kepulauan ini tidak bisa dihadapi dengan biasa. Pulau-pulaunya dipisahkan laut-laut nan luas.
Untuk persiapan kampanye ke pulau-pulau itu, Benny membeli kapal cepat. Dua kapal sekaligus. Yang satu untuk kampanye calon wakil gubernurnya.
Masa kampanye pun tiba. Benny mulai keliling pulau-pulau dengan kapal cepat pribadinya. Itu bukan kapal cepat biasa. Mesinnya enam buah. Masing-masing 200 PK. Itu penting. Kalau satu mesin mati masih ada lima. Tiga mati pun masih ada tiga. Intinya kampanye harus sukses. Dukungan kepada Benny meluas.
Hari itu kapal cepatnya singgah di pulau Taliabu. Berhenti di dermaga. Di antara tim pemenangan Benny yang biasa merokok meninggalkan kapal. Mereka merokok di atas dermaga.
Sherly Laos pilih tinggal di kapal. Di kamar yang ada di bagian bawah kapal itu. Dia lagi tiduran.
Benny, suaminya, duduk-duduk di beranda belakang, di belakang kamar Sherly.
Tiba-tiba kapal meledak. Bagian atas dan bagian bawahnya terlepas. Terbelah. Kamar Sherly pun tidak lagi beratap. Sherly terlempar ke depan. Api membumbung tinggi. Kaki Sherly luka bakar.
Tidak ada cara menuju dermaga kecuali masuk ke laut. Sherly masuk laut. Tidak dalam. Dia bisa berjalan di dalam air. Tapi begitu tiba di dermaga, Sherly terkulai. Kakinya tidak punya kekuatan lagi.
Sherly dibawa mobil pikap ke Puskesmas. Tidak punya obat apa-apa. Luka itu hanya disiram cairan anti infeksi. Pinggul Sherly memar membiru. Tidak bisa diapa-apakan di situ.
Benny sendiri masih hidup. Denyut jantungnya masih aktif. Tapi di RSUD setempat tidak ada oksigen. Tidak ada alat pacu jantung, Tidak pula punya peralatan untuk menolong Benny. Benny meninggal dunia. Pun enam orang anggota timnya.
Sherly diterbangkan dengan helikopter ke Luwu –di daratan timur pulau Sulawesi. Kini ada lapangan terbang besar di Luwu. Lalu dengan pesawat pribadi yang dicarter, Sherly diterbangkan ke Jakarta.
Sherly dirawat di RSPAD Gatot Subroto. Dioperasi di situ. Perlu lima tahap operasi. Dia pun berjalan pakai tongkat untuk menyangga pinggulnya.
Saat kecelakaan itu terjadi, waktu penggantian calon hanya tinggal tujuh hari. Dari tujuh hari itu sudah hilang dua hari untuk pertolongan pertama.