Mati Lagi, Oleh: Dahlan Iskan

Rabu 18 Dec 2024 - 21:23 WIB
Reporter : Gale
Editor : Radian

BACAKORANCURUP.COM  - Tidak ada taruhan yang lebih besar dari ini: menutup bandara Husein Sastranegara di Bandung demi menghidupkan bandara baru Kertajati di Majalengka, dekat Cirebon.

Hasilnya: yang mau dihidupkan mati lagi. Sudah hampir. Tepatnya: nyaris mati lagi.

Penutupan Husein itu, ibaratnya sudah seperti memberikan viagra terbaik bagi Kertajati. Toh tidak mampu bangkit.

Penerbangan-penerbangan yang sempat ''dipaksakan'' kembali harus terbang dari Kertajati satu per satu tutup lagi. Orang Bandung tidak mau terbang dari Kertajati. Pun setelah jalan tol Bandung-Kertajati dioperasikan.

Saya mendarat di Bandara Husein Sastranegara, Bandung, bulan lalu. Sedih. Sepi. Itu kali pertama saya mendarat di Husein sejak penerbangan komersial ditutup di bandara itu. Begitu sunyi. Berbeda dengan hiruk-pikuk ketika bandara itu masih beroperasi. Saya lihat betapa besar penurunan aktivitas ekonomi di sekitar bandara. Bukan lagi turun, tapi hilang. Begitu banyak bisnis kecil yang tiba-tiba hilang.

BACA JUGA:Grab dan OVO Gabung Program Makan Siang Gratis

BACA JUGA:PPN 12 Persen Naik! Cara Dapat Diskon Tarif Listrik 50 Persen

Memang bandara Husein dianggap terlalu kecil bagi kota sebesar Bandung. Tidak bisa lagi dikembangkan. Statusnya pun milik TNI-AU. Cepat atau lambat bandara itu harus dipindah.

Ternyata pemerintah menempuh jalan cepat. Cepat pindah. Ke Kertajati –65 km dari Bandung.

Hasilnya begitu dramatis –sedihnya. Dalam keadaan ekonomi lagi lesu seperti ini penutupan bandara Husein patut ditangisi.

Setiap kali bertemu orang Bandung saya sering bertanya: mengapa tidak mau terbang lewat Kertajati.

"Bagi kami, orang Bandung, lebih cepat terbang lewat Halim. Jurusannya juga banyak," ujar Djoni Toat Mulyadi. Saya ngobrol panjang dengan Djoni di lantai 26 Hotel Westin, Kuningan, Jakarta. Sambil menunggu acara The 11th South Asia, Chinese Clans Friendship Conference yang diadakan Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI).

"Apalagi sekarang ada Woosh," tambahnya. "Setengah jam sampai Halim," tambahnya.

Djoni, seorang Tionghoa mualaf, adalah pengacara. Juga pegiat sosial. Ia pernah punya banyak bisnis karaoke, night club, dan sejenisnya. Sekaligus di beberapa kota. Sejak ramai obat terlarang masuk tempat hiburan malam ia akhiri semua jenis bisnis itu.

"Kalau dilakukan jajak pendapat, lebih 100 persen menginginkan bandara Husein dibuka kembali," katanya.

Kategori :

Terkait

Rabu 18 Dec 2024 - 21:23 WIB

Mati Lagi, Oleh: Dahlan Iskan

Selasa 17 Dec 2024 - 17:31 WIB

Perusuh Bocor, Oleh: Dahlan Iskan

Senin 16 Dec 2024 - 17:48 WIB

Manajer Istri, Oleh: Dahlan Iskan

Minggu 15 Dec 2024 - 20:32 WIB

Habib Bola, Oleh: Dahlan Iskan

Sabtu 14 Dec 2024 - 18:02 WIB

Hidup Baru, Oleh: Dahlan Iskan

Terkini

Kamis 19 Dec 2024 - 17:04 WIB

PAD Pariwisata Tidak Target

Kamis 19 Dec 2024 - 17:00 WIB

Tunjangan Guru Segera Cair

Kamis 19 Dec 2024 - 16:58 WIB

Indonesia Gagal di BWF World Tour Finals

Kamis 19 Dec 2024 - 16:56 WIB

Fernandez Perkuat Yamaha di MotoGP 2025