Hal ini menyebabkan Atalanta kehilangan kohesi dan tidak mampu mengerahkan kekuatan seperti biasanya.
Meski berusaha memperbaiki kesalahannya dengan menurunkan Ederson, Charles De Ketelaere, dan Ademola Lookman di babak kedua, Atalanta masih belum bisa menciptakan kreatifitas melawan tim Inter yang sangat solid.
Atalanta sepertinya baru bisa menyamakan kedudukan pada menit ke-72 saat Ederson menendang gawang Inter usai bola memantul.
Namun, VAR lebih awal menetapkan De Ketelaere offside sehingga menyebabkan gol tersebut dianulir.
Situasi ini tidak hanya menurunkan semangat para pemain Atalanta, tapi juga membuat mereka kehilangan kesempatan buruk.
Tim asuhan Gasperini terus menekan lini ofensifnya namun tak mampu menemukan jalan masuk ke gawang Sommer.
Kemenangan ini membantu Inter Milan melaju ke final Supercoppa Italiana, di mana mereka akan bertemu Juventus atau AC Milan pada 6 Januari.
Nerazzurri menghadapi peluang untuk menjadi tim pertama yang menjuarai turnamen ini empat kali berturut-turut, sebuah pencapaian yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah.
Stabilitas Inter di setiap lini, dikombinasikan dengan penampilan luar biasa dari bintang-bintang seperti Dumfries, membantu mereka menjadi kandidat teratas untuk kejuaraan.
Dengan kemenangan yang dijanjikan ini, Inter tidak hanya mempertegas kekuatan namun juga semakin percaya diri untuk melangkah menuju gelar berikutnya di musim ini.