BACAKORANCURUP.COM - Musim hujan sering kali membawa masalah klasik, yaitu meningkatnya populasi nyamuk akibat genangan air yang menjadi tempat ideal mereka berkembang biak.
Bagi manusia, kehadiran nyamuk bukan sekadar gangguan kecil. Gigitan mereka dapat menimbulkan bentol, gatal, hingga menjadi ancaman serius jika melibatkan jenis nyamuk Aedes aegypti yang membawa penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Beragam cara telah dilakukan untuk menangkal nyamuk, mulai dari penggunaan semprotan, krim antinyamuk, obat nyamuk bakar, hingga kelambu berjaring. Namun, sebuah inovasi menarik muncul sebagai alternatif baru : memutar musik.
BACA JUGA:Ponsel Layar Lipat Tiga Samsung Dirilis Juli 2025
BACA JUGA: Red Sparks Hajar Hillstate 3-2
Pada 2019, tim peneliti lintas universitas dari Malaysia, Jepang, hingga Indonesia menemukan fakta menarik yang dipublikasikan dalam penelitian berjudul "The electronic song 'Scary Monsters and Nice Sprites' reduces host attack and mating success in the dengue vector Aedes aegypti."
Penelitian tersebut mengungkap bahwa lagu EDM karya Skrillex berjudul "Scary Monsters and Nice Sprites" mampu mengurangi agresivitas nyamuk, termasuk menurunkan jumlah gigitan dan menghambat proses kawin nyamuk.
Dalam penelitian tersebut, para ilmuwan mengamati perilaku nyamuk terhadap suara musik, khususnya sebelum dan sesudah proses kawin. Mereka menggunakan hamster sebagai objek gigitan nyamuk dan menciptakan sebuah ruangan khusus dengan 10 nyamuk jantan serta 10 nyamuk betina yang sebelumnya dibiarkan kelaparan selama 24 jam.
Hasil uji coba pertama menunjukkan bahwa tanpa musik, nyamuk hanya membutuhkan 82 detik untuk memberikan gigitan pertama pada hamster, dengan total 12 gigitan dalam satu sesi. Namun, ketika lagu "Scary Monsters and Nice Sprites" diputar, waktu yang dibutuhkan nyamuk untuk menggigit pertama kali meningkat menjadi 191 detik, dengan total gigitan hanya 7 kali.
Bukan hanya itu, proses kawin nyamuk juga terganggu. Lagu EDM yang penuh dengan suara dentuman keras, tekanan getaran, dan nada tinggi membuat nyamuk jantan dan betina enggan untuk kawin. Akibatnya, populasi nyamuk di lingkungan tersebut pun berpotensi menurun secara signifikan.
Menurut tim peneliti, respons nyamuk terhadap lagu Skrillex dipengaruhi oleh elemen-elemen musik seperti suara berisik, tekanan, dan getaran kuat yang dihasilkan lagu. Frekuensi suara lagu tersebut berada di bawah 440 Hz, yang kebetulan mirip dengan frekuensi kepakan sayap nyamuk.
Ketika lagu diputar, nyamuk menjadi bingung karena suara dari musik menyerupai kepakan sayap mereka sendiri, tetapi jauh lebih besar. Kebingungan ini tidak hanya mengurangi aktivitas mengisap darah tetapi juga menghambat komunikasi antara nyamuk jantan dan betina selama proses kawin.
Sebelumnya, telah ada kepercayaan bahwa frekuensi suara tertentu dapat mengusir nyamuk. Namun, penelitian yang mendukung klaim ini masih sangat terbatas dan diragukan kredibilitasnya. Di sisi lain, penelitian mengenai pengaruh lagu Skrillex menawarkan perspektif baru yang lebih menarik dan berbasis data.
Meskipun eksperimen ini belum dilakukan secara langsung pada manusia, hasilnya menunjukkan potensi besar untuk mengadopsi musik sebagai salah satu metode alternatif melawan nyamuk. Tentu saja, ini dapat menjadi solusi tambahan di samping cara-cara konvensional yang telah dikenal.