Ikut Muda, Oleh: Dahlan Iskan

Minggu 31 Dec 2023 - 17:58 WIB
Reporter : Gale
Editor : radian

Kami pun turun ke lantai saat pertama datang.

"多少钱?" tanya saya sambil membayangkan kata dokter “mahal lho” tadi.

Ternyata hanya 110 yuan. Sekitar Rp 230.000.

Dahi cucu terkecil saya, Andretti, pernah kena pojokan meja. Di tempat rekreasi di Amerika. Luka. Berdarah. Dibawa ke dokter. Diplester sederhana. Habis Rp 7 juta.

Kembali ke restoran di seberang jalan, Ayrton sudah bisa makan. Habis satu mangkok la mian. Bisa meneruskan tugasnya sebagai manajer rombongan.

Ia yang memutuskan kita semua ke mana-mana harus naik subway. Saya tidak berkomentar. Ikut saja. Subway adalah kendaraan umum untuk rakyat jelata. Murah. Hanya Rp 12.000 sudah bisa ke Disneyland di pinggir kota Shanghai. Bisa Rp 250.000 pakai taksi.

Saya ingin tahu: bagaimana anak muda menyelesaikan masalah di stasiun kereta bawah tanah. Yang semua hal harus berurusan dengan mesin. Yang semua instruksinya pakai bahasa Mandarin. Apalagi ini di Shanghai: jaringan kereta bawah tanahnya teruwet di dunia. Paling banyak jalurnya. Paling luas jangkauannya.

Ternyata ada app yang bisa dipelajari. Ke mana naik jalur apa. Lalu pindahnya di stasiun mana. Dari jalur warna apa pindah ke warna apa.

Semua hal ada di app. Anak muda lebih paham semua itu. Pun untuk keluar dari stasiun. Banyak sekali jalan keluar. Harus keluar di gate yang benar: nomor berapa. Salah gate bisa jalan kaki muter: sangat jauh dari tujuan.

Tidak pernah ada masalah. Padahal, bayangan saya, akan sangat kisruh. Apalagi ini rombongan 12 orang. Pemimpin semua. Bisa banyak pendapat. Banyak usul. Bingung. Ruwet. Begitu banyak kereta. Begitu sesak manusia.

 

Maka kesepakatan utama adalah: satu komando. Yang lain ikut. Termasuk yang paling tua. Pun bila putusan itu ternyata salah. Kan bisa dikoreksi.

Satu-satunya '’chaos'’ hanya terjadi di Beijing. Saat bersamaan dengan orang pulang kerja. Kereta sangat penuh. Untuk bisa masuk harus mendorong orang yang berjejal di dekat pintu masuk. Yang akan keluar pun terhambat.

Anda sudah tahu: kereta bawah tanah hanya berhenti setengah menit. Harus jalan lagi. Begitu berdesakan. 

Sekali itu terjadi, saat harus turun kereta, hanya 6 dari 12 orang yang bisa keluar. Pintu kereta pun menutup otomatis. Kereta berjalan lagi. 

Tidak ada yang panik. Yang di dalam malah melambaikan tangan '’da da'’ sambil tertawa. 

Kategori :

Terkait

Kamis 17 Oct 2024 - 20:45 WIB

Alwi Novi, Oleh: Dahlan Iskan

Rabu 16 Oct 2024 - 23:44 WIB

Nobar Bandung, Oleh: Dahlan Iskan

Selasa 15 Oct 2024 - 22:04 WIB

Liem Din, Oleh: Dahlan Iskan

Senin 14 Oct 2024 - 20:21 WIB

Warung Kopi, Oleh: Dahlan Iskan

Minggu 13 Oct 2024 - 22:37 WIB

Sedih Tidak, Oleh: Dahlan Iskan