Pasar Saham Global Melemah Akibat Kebijakan Trump

Kamis 27 Mar 2025 - 21:12 WIB
Reporter : Gale
Editor : Radian

BACAKORANCURUP.COM - Pasar saham global mengalami pelemahan pada, Rabu 26 Maret 2025. Kondisi itu terjadi seiring investor menantikan pengumuman tarif otomotif dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. 

Di New York, ketiga indeks utama ditutup melemah. Sementara Indeks Volatilitas CBOE, yang dikenal sebagai “fear gauge” Wall Street, melonjak tujuh persen. Hal itu mencerminkan kecemasan pasar. 

“Kekhawatiran mengenai tarif dan dampaknya terhadap ekonomi masih berlanjut," ujar Peter Cardillo dari Spartan Capital Securities kepada kantor berita Agence France-Presse. 

Sementara, di Eropa, pasar saham Paris dan Frankfurt berakhir di zona merah. Sedangkan London sedikit menguat setelah data menunjukkan perlambatan tak terduga dalam inflasi tahunan Inggris.  

Sementara itu, 2 April 2025 yang disebut Gedung Putih sebagai "Hari Pembebasan" semakin dekat. Investor bersiap menghadapi gelombang tarif baru yang berpotensi menghambat perdagangan global, meningkatkan inflasi, dan bahkan memicu resesi.

BACA JUGA:Relawan Jantung, Oleh: Dahlan Iskan

BACA JUGA:Jokowi dan Puan Reuni di Bukber NasDem, Surya Paloh Senang Suasana Politik yang Sejuk

Trump terus berganti sikap antara mengancam akan menerapkan tarif secara luas dan mempertimbangkan pengecualian untuk mengurangi dampaknya terhadap konsumen AS. 

Akibatnya, kepercayaan ekonomi mengalami penurunan seiring ekspektasi konsumen terhadap harga yang lebih tinggi. “Ketidakpastian seputar tarif itu telah menyebabkan penurunan tajam dalam kepercayaan pasar,” kata analis dari Trade Nation, David Morrison. 

Trump memang mengumumkan tarif baru untuk industri otomotif pada pukul 16.00 waktu setempat di Washington (Kamis, 27 Maret 2025 pukul 03.00 WIB). Hal itu menyebabkan aksi jual saham di beberapa perusahaan. Termasuk General Motors dan Tesla. 

Tarif tersebut semakin menekan sentimen konsumen. The Conference Board melaporkan bahwa indeks kepercayaan konsumen turun ke level terendah sejak 2021. Konsumen khawatir terhadap harga yang lebih tinggi. 

“Data survei terbaru menggambarkan prospek ekonomi AS yang suram. Namun, pesimisme itu belum terlihat dalam data ekonomi riil seperti tingkat pengangguran, sementara laba perusahaan masih melampaui ekspektasi,” ujar Morrison.Sebagian besar pasar Eropa mengalami penurunan, namun saham di sektor pertahanan justru menguat, seiring peningkatan anggaran militer di berbagai negara, termasuk Spanyol dan Swedia. Perusahaan seperti Thales di Prancis, Rheinmetall di Jerman, dan Leonardo di Italia mengalami kenaikan saham.

Pasar saham London ditutup menguat setelah laporan menunjukkan inflasi tahunan Inggris melambat menjadi 2,8 persen pada Februari dari 3,0 persen pada bulan sebelumnya.

Keuntungan tersebut bertahan meskipun lembaga pengawas keuangan Inggris memangkas proyeksi pertumbuhan negara untuk 2025, meski menaikkan perkiraan untuk tiga tahun ke depan.

 Pernyataan Trump mengenai kemungkinan pengecualian tarif sebelumnya telah membantu beberapa pasar Asia untuk rebound setelah mengalami tekanan dalam beberapa hari terakhir. 

Kategori :