BACAKORANCURUP.COM - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Rejang Lebong melaksanakan pendataan ke sejumlah pasar tradisional pada Kamis (18/9). Dari hasil pemantauan, harga beras masih stabil sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET).
Namun, beberapa kebutuhan pokok lain justru menunjukkan lonjakan harga cukup tajam.
Kepala Bagian Ekonomi Setdakab Rejang Lebong, Sofyan Wahyudi, mengungkapkan cabai menjadi komoditas dengan kenaikan paling mencolok.
Ia menjelaskan, musim hujan yang berkepanjangan menyebabkan banyak petani gagal panen, sementara pasokan dari luar daerah juga terbatas. Kondisi ini mendorong harga cabai merah tembus lebih dari Rp70 ribu per kilogram.
BACA JUGA:Soal Rekening Penerima PKH Diblokir, Ini Penjelasan Pemkab
BACA JUGA:Inspektorat Rejang Lebong Audit 122 Desa, Pastikan Dana Desa dan ADD Tepat Sasaran
“Pasokan berkurang drastis akibat cuaca. Hujan membuat panen gagal, dan kiriman dari luar daerah juga tidak mencukupi. Akibatnya harga cabai melonjak tinggi,” jelas Sofyan.
Selain cabai, harga ayam potong juga mengalami peningkatan. Saat ini, harga jualnya berada di kisaran Rp38 ribu hingga Rp40 ribu per kilogram. Berdasarkan keterangan TPID, salah satu pemicu kenaikan adalah meningkatnya kebutuhan dari dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menyerap banyak stok ayam di pasaran.
Kenaikan juga terjadi pada minyak goreng. Pasokan dari Perum Bulog dinilai belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, sehingga pedagang harus mendatangkan barang dari Lampung. Biaya distribusi tambahan membuat harga minyak goreng di pasaran ikut terdongkrak.
“Bulog sudah berkomitmen untuk menambah kuota minyak goreng bagi Rejang Lebong, sehingga ke depan pasokan bisa lebih stabil tanpa harus terlalu bergantung dari luar daerah,” tambah Sofyan.