Curupekspress.bacakoran.co - Hanya orang media yang ingin Pilpres dua putaran: berita politik yang panas punya banyak peminat.
Iklan politik juga terus diperlukan. Jumlah pelanggan meningkat, jumlah pemasukan membesar.
Itu dulu. Ketika media sosial belum segila sekarang.
Apakah orang media tetap seperti itu sekarang? Rasanya tidak lagi.
Berita politik di media konvensional tidak sepanas di medsos. Iklan politik juga sangat minim. Harganya pun banting-bantingan.
BACA JUGA:Lorong Gelap, Oleh: Dahlan Iskan
BACA JUGA:Pemukul Bola Oleh: Dahlan Iskan
Media sendiri lebih hati-hati dengan iklan politik. Harus dibayar lunas sebelum iklan dimuat.
Media pernah kena tipu besar-besaran. Banyak iklan politik tidak dibayar. Pemilu pun berlalu. Untuk apa lagi bayar –terutama pemasang iklan yang ternyata tidak terpilih.
Pedagang, Anda sudah tahu: menginginkan satu putaran –terserah capres mana yang menang. Mereka percaya siapa pun yang terpilih tidak memengaruhi bisnis mereka.
Mereka membayangkan: kalau Pilpres dua putaran kapan mulai bekerja/berdagang. Dua putaran hanya membuat ketidakpastian kian panjang.
Ekonomi baru maju kalau ada stabilitas. Kian lama stabil kian maju ekonomi. Korea Selatan, Taiwan, dan Singapura maju sekali setelah melewati masa stabil yang sangat panjang.
BACA JUGA:Masa Idah, Oleh: Dahlan Iskan
BACA JUGA:Jenderal Guo, Oleh: Dahlan Iskan
Dua yang pertama berubah menjadi negara demokrasi setelah maju. Singapura tidak berubah biar pun sudah maju.