CURUPEKSPRESS.BACAKORAN.CO- Dalam rangka menyemarakkan HUT Kota Curup ke 144, pada perlombaan teater tingkat pelajar yang bertema Rejang di panggung utama Festival Budaya dan Bazar UMKM di Lapangan Dwi Tunggal pada Minggu malam 26 mei kemarin
Teater Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Curup, Teater Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Rejang Lebong, dan Teater Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Rejang Lebong serta Sanggar Lutisya bersaing ketat dalam perlombaan tersebut yang memperebutkan hadiah berupa piala, piagam dan uang pembinaan yang mencapai Rp 12 juta.
Adapun dalam perlombaan tersebut,Tim Teater Titari dari IAIN Curup, membawakan cerita mengenai Legenda Dewi Nawang Wulan yang merupakan putri seorang penguasa Bukit Kaba, sedangkan Tim Teater Elvarane dari SMA Negeri 1 Rejang Lebong mengusung cerita ‘’Nenek Tercinta’’ karya Arifin C Noer dan ‘’Malam Jahanam’’ karya Motinggo Busye yang disadur secara bebas Adhira Irianto, tim Teater Putek SMKN1 mengusung kisah ‘’Muning Raib’’ yang ditulis Helga Juwita Pratama, Serta Sanggar Lutisya yang membawakan cerita ‘’Muning Raib’’ yang ditulis Tria Patris, serta tim Teater Sactrazor SMAN 1 menampilkan cerita ‘’Matahari di Sebuah Jalan Kecil’’ karya Arifin C Noer yang disaksikan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadis Dikbud) Rejang Lebong Drs. Noprianto, MM beserta ratusan penonton lainya dengan menghadiri Rahman Jasin, Adhira Irianto dan Iman Kurniawan dari teater senyawa Rejang Lebong.
BACA JUGA:SMKN 1 Rejang Lebong 3 Kali Ganti Logo Sekolah dalam 2 Tahun, Ternyata Ini Alasannya!
BACA JUGA:30 RA, PAUD dan TK Ramaikan Senam Poco - Poco
"Secara umum, para penonton cukup terkesima menyaksikan penampilan Teater Titari IAIN, soalnya, di babak fina berhasil melakukan perubahan dan penyempurnaan adegan, sehingga, di babak penentuan lomba ini Teater Titari bukan hanya mampu menghanyutkan penonton, tetapi juga merebut nilai tertinggi dari dewan juri, sedangkan Teater Lavorantik SMAN 1 sepertinya tidak melakukan perubahan mendasar, Penampilannya di final terkesan mempertahankan pola di babak penyisihan, sedangkan Sanggar Lutisya yang mengemas ‘’Muning Raib’’ dalam warna komedi kekinian juga melakukan beberapa pembenahan," ujar Dewan Juri
Sementara itu dalam perlombaan tersebut, juri menyayangkan penampilan para finalis cukup terganggu persoalan penggunaan mikrofon nirkabel sebagai alat bantu penopang vocal, sehingga memecahkan konsentrasi pemeran.
"Secara umum, actor dan aktris yang tampil sudah berusaha memberikan penampilan terbaiknya, sehingga kami sangat mengapresiasi semangat berkreativitas para finalis, hanya saja Disatu sisi pemeran harus konsisten menjaga totalitas peran, namun disisi lain pemeran juga harus berusaha meningkatkan volume vokal melalui mikrofon nirkabel yang dipegang saat berakting, sehingga memecahkan konsentrasi para pemain," ujar Dewan juri.
adapun dalam perlombaan tersebut dewan juri memutuskan tim teater Titari IAIN Curup mendapat juara satu, tim Teater Elvarane dari SMA Negeri 1 Rejang Lebong mendapat juara dua, dan tim teater dari Sanggar Lutisya mendapatkan juara tiga.