BACAKORANCURUP.COM - Sesuai dengan arahan yang diberikan dari pemerintah pusat dan pihak terkait.
Pada pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Tahun Ajaran (TA) 2024/2025, Sekolah Dasar Negeri (SDN) 7 Rejang Lebong mengenalkan bahaya bullying sejak dini kepada para siswanya, terutama pada siswa baru.
Kepala SDN 7 Rejang Lebong Tri Handayani MPd menyampaikan, bahaya bullying ini memang harus disosialisasikan sejak dini terhadap anak.
Karena sejak dulu, kasus bullying ini masih sering terjadi di dunia pendidikan yang ada di Indonesia. Baik itu di lingkungan tingkat SD, SMP, maupun SMA dan universitas.
BACA JUGA:Hanya Dapat 1 Siswa Padahal Lokasi Perkotaan, Kepsek Ungkap Alasan Ini Jadi Penyebab!
BACA JUGA:Pemerintah Pastikan Berikan Apresiasi untuk Pelajar Berprestasi, Meski Tak Ada Anggaran Khusus!
Sehingga sudah sewajarnya pada MPLS ini, para guru dan pihak sekolah harus mengajarkan dan mendidik para siswanya, agar menghindari dan menjauhi bullying.
"Jika tidak diajarkan sejak dini, bahaya bullying ini akan terus menghantui para siswa. Bahkan bisa menghambat perkembangan siswa di sekolah. Karena itu hal ini sudah menjadi tugas kita," ungkap Tri.
Dikatakan Tri, sosialisasi anti bullying yang dilakukan pihaknya sendiri.
Itu dengan mengajak para siswa baru untuk menonton video animasi atau kartun yang biasa ditonton dan disukai anak, yang berhubungan dengan bahaya bullying.
Hal itu dilakukan, agar anak bisa menilai mana aksi bullying yang harus dihindari. Karena menurut Tri, aksi bullying ini tidak hanya secara fisik saja.
Tapi ada dalam bentuk verbal dan juga non verbal. Sehingga keduanya itu disosialisasikan terhadap anak, agar anak tidak melakukan aksi bullying yang kerap terjadi.
"Melalui video animasi soal bullying sesuai dengan karakteristik anak SD yang ditampilkan. Kita mengajarkan anak agar dapat menghindari yang nama bullying. Dimana video itu juga, kita berharap ada pesan yang tersampaikan. Serta anak bisa membedakan mana yang baik, dan mana yang tidak boleh dilakukan," katanya.
Selain itu terangnya, melalui pembelajaran dengan cara menonton video animasi yang diberikan. Anak juga antusias menyambut pembelajaran yang diberikan itu.
Akan tetapi kata dia, hal itu juga tidak hanya bisa diajarkan satu kali saja. Namun harus diajarkan dan secara berulang dan terus menerus.