Begini Penjelasan BMKG Soal Cuaca Dingin yang Tak Biasa di Seluruh Bengkulu Termasuk Rejang Lebong!

Kamis 01 Aug 2024 - 09:30 WIB
Reporter : Ari
Editor : radian

BACAKORANCURUP.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan fenomena udara dingin yang akhir-akhir ini menyelimuti sejumlah wilayah Indonesia, termasuk di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu.

Fenomena suhu dingin ini terjadi menjelang puncak musim kemarau di bulan Juli - Agustus, terkadang bisa sampai September.

"Fenomena suhu udara dingin ini biasa terjadi setiap menjelang puncak musim kemarau setiap tahunnya," ungkap Prakirawan Cuaca Stasiun Klimatologi Bengkulu, Akbar usai dihubungi wartawan.

Ia menerangkan, adapun penyebab dari fenomena ini disebabkan oleh Angin Monsun Australia yang bertiup menuju Benua Asia melewati wilayah Indonesia dan perairan Samudera Hindia yang memiliki suhu permukaan laut juga relatif lebih rendah (dingin).

BACA JUGA:14 ASN Rejang Lebong Pindah Tugas!

BACA JUGA:Hadiri Istighotsah Ahad Legi, Bupati : Pengajian Jadi Wadah Menambah Ilmu dan Iman!

Angin Monsun Australia ini bersifat kering dan sedikit membawa uap air, apalagi pada malam hari di saat suhu mencapai titik minimumnya.

"Inilah yang mengakibatkan suhu udara di beberapa wilayah di Indonesia terutama wilayah bagian Selatan Khatulistiwa terasa lebih dingin dari biasanya," jelas dia.

Penyebab lain, lanjut dia, disebabkan faktor posisi geografis, kondisi topografis, ketinggian wilayah, dan kelembaban udara yg relatif kering.

Selain itu pada bulan Juni - Agustus posisi sudut datang dari sinar matahari sedang berada di posisi terjauh dari Indonesia, khususnya di wilayah Indonesia bagian Selatan Khatulistiwa.

"Hal lain yang menyebabkan hal tersebut adalah cuaca cerah yang mendominasi hampir di seluruh Bengkulu termasuk Rejang Lebong. Hal tersebut menyebabkan langit menjadi cerah sepanjang hari. Kurangnya tutupan awan pada malam hari menyebabkan radiasi panas dari permukaan bumi terpancar ke atmosfer tanpa ada hambatan, mengakibatkan penurunan suhu yang signifikan.

Ditambahkan Akbar, selain itu, angin yang tenang di malam hari menghambat pencampuran udara, sehingga udara dingin terperangkap di permukaan bumi.

Disinggung apakah fenomena suhu udara dingin ini adalah fenomena aphelion? sebut dia, penurunan suhu bumi tidak ada hubungannya dengan fenomena aphelion.

"Perlu diketahui juga ini tidak ada hubungannya dengan fenomena aphelion," pungkasnya.

Kategori :