“Sayang kendala cuaca dan waktu pelaksanaan final yang menjelang malam, membuat saya bermain tidak tenang, dan terkesan terburu-buru. Namun saya tetap mengeluarkan segala kemampuan saya, “ ujar Ipin, panggilan akrabnya yang telah mengikuti berbagai lomba layangan sejak tahun 2019 ini.
Sebelumnya pada hari pembukaan kejurnas, ketua umum Perlasi Essa Muhamad telah menjelaskan bahwa kejurnas Layangan Aduan menjadi ajang pertemuan penggemar olah raga layangan seluruh Indonesia, bersilaturahmi sekaligus berkompetisi,
“ Sesuai Jargon Perlasi, Di atas Jadi Lawan , di bawah jadi kawan” ungkap Essa.
“ Indonesia telah menjadi barometer olah raga layangan Indonesia aduan dunia. Pertama dari sisi teknik permainannya, kedua dari teknik pembuatan layangannya dan ketiga dari sisi produksi layangannya. Banyak UKM layangan yang telah melakukan ekspor hingga ke Brazil dan Pakistan, “ lanjut Essa Muhamad.
“ Layangan Aduan merupakan asset Indonesia baik dari sisi olah raganya maupun dari sisi ekonomi dari produksi layangan dan benangnya. Sudah saatnya pemerintah Indonesia mengakui potensi dari olah raga layangan aduan, “ tutup Essa.