Faisal memanggil ibu mertuanya "tante". Kekeluargaan mereka sangat akrab. Menurut Fitri, dia dan Faisal sudah seperti kakak-adik. Sering pergi bersama keluarga besar. Juga biasa kumpul-kumpul. Sama sekali tidak menyangka akan jadi suami istri.
"Ngerti akan jadi suami lebih baik segera kawin. Dengan demikian saya bisa ikut ke Amerika ketika Faisal kuliah di sana," ujar Fitri berseloroh.
Faisal memang meraih doktor ekonomi di Tennessee. Tepatnya di dekat kota Nashville. Di Vanderbilt Unversity. Ia masih bujangan saat itu. Bagaimana akhirnya "kakak-adik" ini bisa kawin?
"Mungkin saya kena tulah...hahahaa...", jawab Fitri.
Dulunya Fitri sering bercanda: amit-amit jangan sampai dapat suami orang Batak.
"Makanya jangan suka becanda seperti itu. Akhirnya saya dapat suami orang Batak. Masih keluarga pula," ujar Fitri.
Tantenya Faisal itu, memang sangat sayang pada ponakannya itu. Sejak sebelum jadi menantu pun sudah seperti ibu sendiri.
Sang ibu mertua meninggal Kamis dua minggu lalu. Faisal meninggal di hari yang sama dua minggu kemudian. Seperti lebih ingin cepat berkumpul sang mertua yang juga tantenya.
Sebelum meninggal di usia 86 tahun, sang mertua, Delima Batubara, terkena dimensia. Delima lupa nama Fitri, anak perempuannyi. Tapi dia tidak lupa nama Faisal. Faisal bermarga Batubara. Satu marga dengan Wakil Presiden Adam Malik. Bukan saja satu marga, kakek Adam Malik adalah kakak kakek Faisal.
Fitri bermarga Nasution. Sama-sama Batak Mandailing, tapi sama-sama lahir di Bandung. Orang tua mereka sudah pindah ke Bandung di tahun 1950-an.
Setelah SMA di Bandung Faisal kuliah ekonomi di Universitas Indonesia. Fitri masuk FISIP di Universitas Parahyangan Bandung.
"Kami dijodohkan oleh keluarga," ujar Fitri.
Setahun kemudian Fitri hamil. Tapi bayinyi meninggal di dalam kandungan. Setahun kemudian hamil lagi. Lahir dengan selamat. Itulah si sulung yang kini bekerja di Bank Dunia.
Dalam hal gaya kehidupan Faisal yang kita kenal --sangat sederhana-- Fitri sudah terbiasa dengan itu.
Ayah Fitri sendiri selalu menekankan prinsip yang sama. Kejujuran. Tidak boleh mengambil yang bukan hak dan miliknyi.
"Sangat sederhana sih tidak," ujar Fitri. "Kami biasa-biasa saja. Kami kan juga bisa menyekolahkan anak ke luar negeri," ujar Fitri.