Juventus Tempel Inter Milan

Senin 11 Dec 2023 - 20:36 WIB
Reporter : Admin
Editor : redaksi

ITALIA - Juventus FC akhirnya bisa menuntaskan dendam kepada SSC Napoli, musim lalu, Juventus FC dipecundangi Napoli dua kali saat masih dilatih Luciano Spalletti.

Nyatanya laga di awal pekan ke-15 Juventus FC kembali catatkan kemenangan tipis, selisih 1 bola saja. Sebelumnya, pelatih Massimiliano Allegri juga menang tipis 1-2 dari monza FC, dan pekan sebelumnya mampu tahan imbang sang pemuncak klasemen, Inter Milan 1-1.

Allegri selalu memainkan formasi 3-5-2, untuk pos gelandang diisi 3 gelandang tengah murni. Uniknya, Juventus FC bukan lagi tim yang memuja penguasaan bola, rata-rata penguasaan bolanya tidak lebih dari 40% saja, umpan panjang ke depan adalah andalannya.

Walter Mazzarri baru menukangi Napoli pada 14 November lalu, laga pertama Mazzarri 26/11 berakhir dengan kemenangan 1-2 di kandang Atalanta Bergamo, empat hari kemudian dibungkam Real Madrid 4-2 dalam lanjutan laga ke-5 fase grup liga Champions. 

Kekalahan pun berlanjut di bulan Desember, dipermalukan di kandang sendiri oleh Inter Milan 0-3, dan terbaru, dipulangkan dengan wajah tertunduk oleh Juventus dengan 1-0.

 

 

Adu siasat

Allegri dengan formasi 3-5-2 selalu menggunakan Rabiot sebagai outlet sirkulasi bola untuk mengkreasikan serangan, kecepatan kostic dan Chiesa di sisi kiri adalah target umpan selanjutnya.

Ini kontradiksi dengan gaya main Napoli, Mazzarri masih mempertahankan struktur terkuat penyerangan dari sisi kanan. Osimhen sering bergerak ke kanan dan Politano dengan kecepatan dan kreativitasnya selalu memberikan dukungan di sisi kanan.

Ide taktik Napoli selalu sama, jika menyerang dari kanan maka kvaratskhelia akan terus menjaga kelebaran sisi kiri. 

Nyatanya, Allegri tidak tertarik untuk melepaskan sisi kanannya, karena pemain asal Georgia itu sangat cerdik dalam mencari ruang tembak. Itulah kenapa 3 gelandang tengah selalu bisa berbagi peran dalam membentuk cover shadow untuk melapis pertahanan.

Saat menyerang, Napoli selalu ke bentuk 3-1-5-1 dengan struktur pemain bertahan 2 di kiri dan 1 orang harus cover sisi kanan sendirian, sedangkan 1 gelandang bertahan akan menjaga jarak rapat diantara 2 bek di tengah.

Mazzarri sedikit menumpuk pemain di sisi kanan penyerangan, tujuannya untuk mengurai marking terhadap Osimhen.

Allegri tetap menggunakan ide taktik reaktif, dengan mengkombinasikan high pressing dan zona marking. Tujuan umpan Napoli juga monoton di laga itu, kalau tidak Osimhen, ya kvaratskhelia. Dan benar saja, kedua pemain Napoli itu tanpa mendapat pengawalan khusus, tapi tetap ada yang bisa cover keduanya. Sehingga keduanya tidak bisa leluasa pegang bola, langsung di tebas pemain Juventus terdekatnya.

Kategori :