Baca Koran curupekspress Online - bacakorancurup.com

Daging Merah Boleh Kok, Asal Tahu Batasnya ! Ini Panduan Sehat dari Ahli Jantung

Olahan daging merah--

BACAKORANCURUP.COM - Daging merah sudah lama menjadi primadona di berbagai hidangan khas Nusantara maupun mancanegara. Mulai dari steak yang juicy, sate yang gurih, hingga rendang yang kaya rempah, semuanya menjadi menu favorit banyak orang.

Di balik rasanya yang lezat, daging merah dikenal sebagai sumber protein hewani yang tinggi serta mengandung zat besi, vitamin B12, dan berbagai mineral penting yang dibutuhkan tubuh untuk pembentukan otot dan sel darah merah.

Namun, di balik manfaatnya yang melimpah, konsumsi daging merah tetap perlu diatur dengan bijak. Seperti pepatah lama yang mengatakan "segala sesuatu yang berlebihan tidak baik," hal ini juga berlaku untuk daging merah.

Jika dikonsumsi secara berlebihan dan terus-menerus, daging merah dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan, terutama kesehatan jantung.

BACA JUGA:Rahasia Sehat dengan Serai, Herbal Alami yang Menyegarkan dan Menyehatkan

BACA JUGA:Haid Tidak Teratur ? Coba 7 Minuman Ini untuk Menstabilkan Siklus Menstruasi

Menurut dr. Samuel Sudanawidjaja, Sp.JP, FIHA, FSCAI, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah di Mayapada Hospital Surabaya, daging merah adalah jenis daging yang secara alami berwarna merah ketika mentah dan menjadi lebih gelap setelah dimasak. Contoh yang termasuk dalam kategori ini antara lain daging sapi, kambing, domba, dan babi.

Meskipun daging merah kaya akan protein yang dibutuhkan tubuh, American Heart Association (AHA) menegaskan bahwa daging jenis ini memiliki kadar lemak jenuh lebih tinggi dibandingkan daging putih seperti ayam atau ikan.

Lemak jenuh dalam jumlah besar dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah, yang menjadi salah satu penyebab utama penyempitan pembuluh darah (aterosklerosis) dan penyakit jantung koroner.

dr. Samuel menjelaskan lebih lanjut bahwa risiko tersebut akan meningkat apabila seseorang sering mengonsumsi daging olahan seperti sosis, kornet, atau bacon.

Produk olahan ini biasanya mengandung garam dalam jumlah tinggi, bahan pengawet nitrit, serta lemak jenuh, yang dalam jangka panjang dapat merusak dinding pembuluh darah, meningkatkan tekanan darah, dan memicu peradangan kronis di sistem kardiovaskular.

Meski demikian, dr. Samuel menegaskan bahwa daging merah tidak harus dihindari sepenuhnya. Kuncinya adalah pada porsi dan cara pengolahannya.

Ia menyarankan untuk memilih bagian daging yang rendah lemak seperti tenderloin, sirloin, atau paha belakang, serta mengolahnya dengan cara yang lebih sehat seperti direbus, dibakar, atau dipanggang, bukan digoreng. Selain itu, konsumsi daging merah sebaiknya tidak lebih dari dua kali seminggu, dan harus disertai dengan asupan sayur, buah, serta sumber protein nabati seperti tempe, tahu, atau kacang-kacangan.

Menurutnya, daging merah bukanlah musuh utama bagi jantung, tetapi juga bukan makanan yang bisa dikonsumsi tanpa batas. Gaya hidup dan pola makan secara keseluruhan justru menjadi faktor yang lebih menentukan kesehatan jantung seseorang. "Yang penting adalah kesadaran untuk menjaga keseimbangan," ujar dr. Samuel.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan