Daging Asam dari Vietnam Ini Ternyata Simpan Rahasia Sains dan Kesehatan !
IST Nem Chua, makanan khas Vietnam--
Selama proses ini, mikroorganisme mengubah karbohidrat menjadi asam laktat, menurunkan tingkat pH hingga 4,5-4,8. Penurunan pH ini sangat penting, karena menciptakan kondisi yang tidak ramah bagi bakteri berbahaya, sekaligus menghasilkan rasa asam alami yang segar.
Mikroba utama yang berperan dalam fermentasi ini adalah kelompok bakteri asam laktat (LAB), terutama :
• Lactiplantibacillus plantarum
• Pediococcus pentosaceus
• Weissella cibaria
Ketiganya bisa membentuk hingga 90% dari total mikroba dalam nem chua. Selain memberikan rasa khas, mereka juga berfungsi sebagai probiotik alami yang baik bagi sistem pencernaan dan daya tahan tubuh.
Penelitian modern menunjukkan bahwa nem chua bukan hanya makanan lezat, tapi juga sumber senyawa bioaktif yang bernilai tinggi.
• Bacteriocin
Menurut studi dari JAD HCMUAF (2021), beberapa strain LAB yang ditemukan dalam nem chua mampu menghasilkan bacteriocin, yaitu protein alami yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri berbahaya seperti E. coli, Salmonella, dan Staphylococcus aureus.
Uniknya, bacteriocin ini tahan panas hingga 100°C, menjadikannya pengawet alami yang ramah lingkungan dan aman untuk kesehatan.
Artinya, di masa depan, senyawa dari nem chua berpotensi menggantikan bahan kimia sintetis dalam industri makanan, langkah besar menuju pangan bersih dan berkelanjutan.
• GABA
Selain bacteriocin, nem chua juga kaya akan GABA (γ-aminobutyric acid), neurotransmiter alami yang berperan dalam menenangkan sistem saraf, mengurangi stres, dan membantu menurunkan tekanan darah.
Strain Lactobacillus plantarum VL1 yang diisolasi dari nem chua bahkan mampu menghasilkan GABA hingga 1,5 mg/mL dengan aktivitas antimikroba yang tinggi.
Dengan potensi ini, nem chua bukan hanya makanan tradisional, tetapi calon superfood Asia Tenggara yang menggabungkan cita rasa, manfaat kesehatan, dan inovasi ilmiah.