Baca Koran curupekspress Online - bacakorancurup.com

Hidup Mati, Oleh: Dahlan Iskan

ist ilustrasi.--

Dr Andi adalah ahli pembiakan ikan dari IPB Bogor --setelah S-1 dan S-2 di Unhas Makassar. Kini ia dosen perikanan di Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar.

"Pemerintah lambat sekali. Harusnya langsung melancarkan diplomasi udang dengan Amerika," ujar Prof Andi Tamsil. "Sampai hari ini saya minta menghadap Pak menteri pun belum bisa," katanya.

"Yang terkontaminasi kan hanya yang dari BMS. Itu pun bukan akibat kelalaian BMS. Udang BMS dari tiga pabrik lainnya pun masih aman," ujar Dr Andi.

Andi masih menyisakan dua harapan: agar cepat dilakukan diplomasi dengan Tiongkok. "Ekspor udang  kita ke Tiongkok amat sangat kecil. Hanya dua persen," ujarnya. "Apalagi kalau benar PT PMT itu PMA asal Tiongkok," tambahnya. PT PMT telah menimbulkan bencana nasional. Primadona Indonesia sedang kejang-kejang. Ratusan triliun rupiah menguap. Satu juta orang akan kehilangan pekerjaan. 

Kita kehilangan segala-segalanya: devisa, lapangan kerja, pasar Amerika, dan kehilangan bisnis andalan negara. 

Saya bisa merasakan alangkah pusingnya Henry Hidayat, pemilik BMS. Padahal ia lagi semangat-semangatnya ingin mengalahkan bisnis udang milik ayahnya: PT Bumi Menara Internusa (BMI). Kini usaha udang sang anak terpukul berat. Pun memukul bisnis orang tuanya. Memukul bisnis saya juga. Memukul Indonesia.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan