Waspada Hujan Lebat! BMKG Prediksi Curah Hujan Tinggi Hingga 11 Maret

Ilustrasi Net--
BACAKORANCURUP.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi curah hujan dengan intensitas tinggi akan berlanjut hingga 11 Maret 2025.
Peringatan ini berlaku untuk beberapa wilayah di Indonesia, khususnya di bagian barat dan Kepulauan Papua.
BMKG meminta pemerintah daerah untuk segera mempersiapkan langkah-langkah pencegahan, terutama terhadap potensi banjir.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menegaskan pentingnya peran pemerintah daerah dalam mitigasi bencana. Menurutnya, respon cepat dan sigap sangat dibutuhkan dalam menghadapi peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG.
BACA JUGA:Peringatan Cuaca BMKG! Hujan Deras dan Angin Kencang Mengancam 16 Wilayah
BACA JUGA:Libur Lebaran 2025 Makin Panjang, Ada Penambahan Cuti, Cek Jadwalnya Disini
"Pemerintah daerah harus berkoordinasi dengan masyarakat untuk mengurangi dampak bencana hidrometeorologi," ujar Dwikorita.
BMKG telah menyampaikan informasi cuaca ekstrem melalui berbagai saluran komunikasi resmi, seperti website, aplikasi mobile, SMS blasting, dan media sosial.
Dwikorita juga menyarankan agar masyarakat lebih aktif mengikuti informasi cuaca dari BMKG. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir risiko bencana dengan tindakan pencegahan yang lebih awal.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa hujan deras masih akan terjadi pada periode 4-11 Maret 2025. Wilayah yang berisiko tinggi meliputi Sumatera bagian barat, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Menurut Guswanto, kondisi atmosfer yang tidak stabil dapat meningkatkan intensitas hujan di daerah tersebut.
Gelombang atmosfer seperti Rossby Ekuatorial, Low Frequency, dan Kelvin masih aktif di sebagian besar wilayah Indonesia.
Aktivitas ini dapat menyebabkan awan hujan terbentuk dengan intensitas yang bervariasi. BMKG mengimbau masyarakat di wilayah yang berisiko untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi secara mendadak.
Fenomena sirkulasi siklonik di Samudra Hindia turut berkontribusi pada cuaca ekstrem ini. Sirkulasi tersebut menyebabkan perlambatan angin di beberapa perairan Indonesia, seperti Laut Natuna dan Laut Banda.
Keberadaan sirkulasi ini meningkatkan potensi hujan lebat yang dapat mempengaruhi kegiatan maritim dan masyarakat pesisir.