Belum Meluncur, iPhone 17 Pro Kena Sindir Google, Kenapa?

Ilustrasi Net--
BACAKORANCURUP.COM - Desain bocoran iPhone 17 Pro yang terbaru berhasil menarik perhatian banyak orang, khususnya karena bentuk modul kamera belakangnya yang dikabarkan menyerupai desain horizontal ala Google Pixel, memanjang dari sisi kiri ke kanan perangkat.
Walau belum ada pernyataan resmi dari Apple, Google telah lebih dulu merespons desain baru ini lewat sebuah video berdurasi satu menit di kanal YouTube Made by Google, yang menyindir perubahan desain iPhone 17 Pro.
Dalam video tersebut, diperlihatkan dialog imajiner antara iPhone dan Pixel yang menyinggung kebiasaan Apple dalam “mengadopsi” inovasi dari Pixel.
Google menyindir bahwa Apple sering meniru fitur-fitur unggulan mereka, seperti saat Night Sight diluncurkan lebih dahulu oleh Pixel, kemudian diikuti oleh iPhone dengan fitur Night Mode.
BACA JUGA:Ini Dia Saldo Minimum Rekening Mandiri, BRI, BNI per Tanggal 17 Mei 2025
BACA JUGA:2 Ponsel Lipat Premium Asal Tiongkok Resmi Hadir di Indonesia
Fitur Magic Eraser juga disorot, karena setelah diperkenalkan Pixel, Apple merilis fitur serupa bernama Cleanup. Hal yang sama terjadi dengan fitur widget, yang sebenarnya sudah lama tersedia di Android, namun baru beberapa tahun belakangan hadir di iPhone.
Walaupun Apple kerap menjadi sasaran sindiran, brand ini tetap sangat populer di kalangan remaja di Amerika Serikat.
Survei terbaru dari Piper Sandler terhadap 6.455 remaja di 43 negara bagian menunjukkan bahwa 88% dari mereka saat ini menggunakan iPhone, naik dari 85% tahun lalu.
Hasil survei juga mengungkap bahwa 88% remaja berniat tetap menggunakan iPhone di masa mendatang, dan sekitar 25% dari mereka berharap bisa melakukan upgrade ke iPhone 17 saat resmi diluncurkan di musim gugur atau dingin.
Tren ini sebenarnya sudah berlangsung selama satu dekade. Pada April 2015, hanya 66% remaja yang memiliki iPhone, sementara kini angkanya meningkat signifikan menjadi 88%.
Akan tetapi, tak semua layanan Apple mendapat sambutan hangat dari kalangan remaja. Contohnya, Apple TV+ belum berhasil menarik minat besar, terlihat dari data yang menunjukkan kurang dari 1% remaja berlangganan layanan streaming tersebut