Thailand-Kamboja Darurat, Usai Baku Tembak di Perbatasan

Ist Situasi di perbatasan Thailand dan Kamboja makin mencekam.--

BACAKORANCURUP.COM - Situasi di perbatasan Thailand dan Kamboja makin mencekam. Setelah insiden baku tembak pada 28 Mei lalu yang menewaskan seorang tentara Kamboja di wilayah sengketa Chong Bok, hubungan kedua negara tetangga itu memburuk drastis.

Kini, militer Thailand mengambil alih kendali penuh atas pos-pos perbatasan, dan status darurat diberlakukan di sejumlah titik strategis dilansir dari Japan Times. 

Dua task force elite, Burapha dan Suranaree, telah ditunjuk langsung oleh Kepala Angkatan Darat Jenderal Pana Claewplodtook untuk mengatur segala kebijakan lintas batas, termasuk kewenangan untuk menutup atau membuka pos sesuai situasi.

Pengamanan diperketat, dan dua pos perbatasan di Provinsi Chanthaburi bahkan telah resmi ditutup untuk wisatawan asing.

Hanya pekerja migran dan arus perdagangan tertentu yang masih diizinkan melintas.

Ketegangan ini tak lepas dari pernyataan Menteri Pertahanan Thailand, Phumtham Wechayachai, yang menuding Kamboja memperkuat kehadiran militer secara agresif di sepanjang garis sengketa.

"Kami tidak tinggal diam. Penambahan kekuatan dan langkah pertahanan tambahan sangat diperlukan untuk menjaga kedaulatan negara," tegasnya.

Di tengah situasi panas ini, Thailand dan Kamboja dijadwalkan bertemu dalam pertemuan Joint Boundary Commission pada 14 Juni di Phnom Penh.

Namun dengan ketegangan yang belum mereda, banyak pihak mempertanyakan: apakah diplomasi cukup kuat untuk mencegah konflik bersenjata terbuka?

Wilayah perbatasan antara Thailand dan Kamboja selama puluhan tahun menjadi titik rawan konflik dan perselisihan, terutama di daerah sengketa seperti Chong Bok.

 Kedua negara memiliki klaim tumpang tindih yang kerap memicu gesekan militer dan diplomasi yang rumit.

Selain aspek politik dan keamanan, perbatasan ini juga sangat vital untuk aktivitas perdagangan dan mobilitas penduduk lokal di kawasan tersebut.

Meski beberapa insiden kecil sering terjadi, bentrokan bersenjata dengan korban jiwa tetap jarang terjadi hingga akhirnya insiden pada akhir Mei 2025 ini memicu eskalasi ketegangan yang serius

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan