DD Jadi Solusi Krisis Pangan Nasional, Alokasi Harus Berpihak ke Petani

IST Aktivitas menanam petani.--

BACAKORANCURUP.COM - Di tengah ancaman krisis pangan global dan ketimpangan distribusi hasil tani, Dana Desa bisa menjadi senjata ampuh untuk memperkuat kemandirian pangan nasional. Daftar jaringan

Tapi kuncinya satu: alokasinya harus benar-benar menyentuh kebutuhan petani, bukan hanya untuk membangun jalan atau gapura.

Hal inilah yang coba dijawab lewat peluncuran program Jaksa Mandiri Pangan di Desa Sarakan, Kabupaten Tangerang. Kejaksaan Tinggi Banten, Kementerian Desa, perguruan tinggi, hingga perusahaan swasta, dengan tujuan sederhana tapi krusial: menjadikan petani sebagai aktor utama dalam rantai pasok pangan desa.

Sejak pertama digelontorkan pada 2015, Dana Desa telah menyalurkan ratusan triliun ke pelosok Indonesia.

Namun, sebagian besar dana itu masih tersedot untuk pembangunan fisik.

Jalan desa, kantor desa, atau saluran irigasi memang penting, tapi tanpa pemberdayaan langsung ke petani, desa tak kunjung sejahtera.

Petani tetap sulit berkembang karena masih tergantung pada tengkulak, harga pasar yang tak menentu, dan minimnya akses ke teknologi pertanian modern. Inilah celah yang coba dijembatani oleh program Jaksa Mandiri Pangan.

Empat kabupaten di Banten—Tangerang, Serang, Pandeglang, dan Lebak—dipilih sebagai lokasi awal program ini.

Bukan tanpa alasan. Banten dinilai punya potensi pertanian dan hortikultura besar serta ekosistem distribusi hasil bumi yang sudah terbentuk lewat kehadiran pasar induk.

Di sinilah konsep "desa sebagai pusat ketahanan pangan" mulai diuji.

Dana Desa diarahkan tidak sekadar untuk infrastruktur, tapi untuk pemberdayaan langsung: pelatihan petani, penguatan BUMDes, manajemen hasil tani, hingga distribusi produk ke pasar besar.

Tak hanya itu, teknologi turut dilibatkan.

Sistem Real-Time Monitoring Village Management Funding atau Jaga Desa akan digunakan untuk mengawasi penggunaan Dana Desa agar transparan dan tepat sasaran.

“Setiap rupiah dari Dana Desa harus bisa dirasakan langsung oleh masyarakat desa. Kami ingin pastikan petani, sebagai tulang punggung desa, mendapat nilai tambah yang nyata,” ujar Jaksa Agung Muda Intelijen, Prof. Dr. Reda Manthovani, yang menggagas program ini.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan