Iran Stop Kerja Sama dengan Badan Atom Internasional

ist Presiden Iran resmi menangguhkan kerjasama dengan IAEA yang merupakan badan tenaga atom internasional.--
BACAKORANCURUP.COM – Ketegangan antara Iran dan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) memuncak. Pemerintah Iran secara resmi menghentikan sebagian besar kerja sama teknis dan pengawasan dengan lembaga nuklir dunia tersebut. Stop kerjasama dilakukan setelah insiden serangan udara Israel dan AS ke sejumlah situs nuklir Iran.
Sedangkan peresmian penghentian kerja sama dilakukan Iran usia parlemen meloloskan undang-undangnya. Langkah ini bikin geger banyak negara, karena bisa membuka jalan menuju pengayaan uranium tanpa pantauan internasional.
Kepala IAEA Rafael Grossi menyampaikan kekecewaannya dalam konferensi pers darurat di Wina.
“Kami tidak bisa lagi memverifikasi tingkat pengayaan nuklir Iran secara penuh. Transparansi mereka telah menurun drastis," ujarnya.
BACA JUGA:PB Djarum Cari Atlet Badminton Menuju Juara
BACA JUGA:Asli ITBOleh: Dahlan Iskan
Iran disebut telah memutus aliran data dari kamera pengawas, menolak kunjungan mendadak, dan menunda pembahasan teknis yang biasa rutin dilakukan setiap bulan.
Langkah Iran ini disebut sebagai respons politik dan simbolik atas sikap dunia internasional yang dianggap tidak tegas menanggapi serangan Israel beberapa waktu lalu.
“Kami diserang, dan dunia diam. Kami berhak mengambil tindakan sesuai kepentingan nasional kami. Jika IAEA tidak netral, maka kerjasama ini tak bisa kami lanjutkan," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran.
Langkah Iran ini memicu kekhawatiran global. Amerika Serikat mengutuk tindakan Iran, menyebutnya sebagai “langkah berbahaya menuju jalur senjata nuklir”.
Uni Eropa mendesak agar kerja sama teknis dikembalikan.
Israel menyebut keputusan ini sebagai “topeng yang lepas”, dengan menyindir bahwa Iran memang sedang bersiap mempercepat proyek nuklirnya.
Penghentian kerja sama ini juga membuat dunia buta terhadap aktivitas nuklir Iran saat ini.
Bisa memicu eskalasi baru atau bahkan serangan pre-emptive dari Israel. Selanjutnya, potensi lonjakan harga minyak dan ketegangan ekonomi global kian nyata.