Bebas Sengketa, 376 Hektare Lahan Baru Siap Digarap

Salah satu areal persawahan yang ada di Curup Rejang Lebong.- ARI/CE -
BACAKORANCURUP.COM - Terkait program cetak sawah baru yang menjadi bagian dari upaya jangka panjang meningkatkan produksi pertanian lokal di Kabupaten Rejang Lebong. Saat ini, dua wilayah telah dinyatakan siap untuk pelaksanaan proyek.
Di Tanjung Gelang, Kecamatan Kota Padang, terdapat 360 hektare lahan yang siap digarap, sementara di Desa Sukarami tersedia tambahan 16 hektare lahan yang juga telah melewati tahap verifikasi administrasi.
Yang mana seluruh lahan tersebut telah berstatus clear and clean, artinya kepemilikan lahan jelas, tidak bersengketa, dan siap digunakan untuk kegiatan pertanian produktif.
"Untuk saat ini, lahan yang sudah benar-benar siap untuk dilakukan pengerjaan cetak sawah ada di Tanjung Gelang seluas 360 hektare, dan di Sukarami seluas 16 hektare," ungkap Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Rejang Lebong, Achmad Syafriansyah kepada wartawan.
BACA JUGA:Ini Besaran Dana Banpol untuk 9 Parpol di Rejang Lebong
BACA JUGA:Waspada Konflik Keagamaan, Lukman: Pencegahan Harus Ditingkatkan
Ia juga menjelaskan, target jangka panjang dari program cetak sawah ini adalah seluas 800 hektare. Oleh karena itu, pembukaan lahan baru akan terus dilakukan secara bertahap, bersamaan dengan penyusunan perencanaan teknis dan pembangunan infrastruktur pendukung seperti irigasi dan sarana pertanian lainnya.
"Saat ini, dokumen Rencana Anggaran Biaya (RAB) tengah disusun oleh tim dari Universitas Bengkulu. Setelah RAB itu rampung, maka proses kontrak kerja akan segera dilaksanakan," tambahnya.
Salah satu elemen kunci dalam proyek ini , sebut Achmad, adalah penyediaan sumber air yang memadai. Pemkab Rejang Lebong telah menetapkan Sungai Buluan, yang terletak di kawasan hutan lindung Bukit Balai Rejang, sebagai sumber utama irigasi.
Debit air sungai ini dinilai mampu memenuhi kebutuhan pengairan ratusan hektare lahan sawah.
"Agar bisa menyalurkan air dari Sungai Buluan ke area cetak sawah, akan dibangun jaringan pipa. Pemerintah Provinsi Bengkulu telah mengalokasikan dana sebesar Rp 2,5 miliar guna mendukung pembangunan sistem irigasi ini," terangnya.
Dari jumlah tersebut, menurutnya, sebesar Rp 2,2 miliar dialokasikan khusus untuk pembelian pipa, sementara sisanya digunakan untuk kebutuhan teknis lainnya di lapangan.
"Pemkab optimistis proyek ini akan memberikan dampak besar terhadap pembangunan ekonomi daerah, khususnya dalam memberdayakan sektor pertanian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan," tandasnya.