Marc Marquez Juarai MotoGP Jerman 2025

Marc Marquez di Sachsenring.--
BACAKORANCURUP.COM - Marc Marquez menjuarai MotoGP Jerman 2025 di Sirkuit Sachsenring, Minggu malam, 13 Juli 2025. Itu bukan kejutan, mengingat rekor bagusnya di sirkuit tersebut.
Bintang Ducati itu membukukan waktu 40 menit, 42,854 detik. Mengungguli Alex Marquez (Gresini), dan rekan setimnya, Pecco Bagnaia. Nah, yang sedikit mengejutkan, ia merayakannya dengan melakukan tren aura farming!
Ya, ketika memasuki garis finis, pembalap berjuluk Sachsenking (Raja Sachsenring) itu berdiri, lalu mulai melakukan aura farming. Tangan kanan digerak-gerakkan seolah menepuk angin, lalu diputar, kemudian diayun-ayunkan ke depan belakang.
Persis Rayyan Rayyan Arkan Dikha, bocah togak luan (penari di ujung perahu) Pacu Jalur di Riau yang sedang sangat viral itu. Marc Marquez juga mengikuti beberapa atlet top yang sudah lebih dulu bergabung dalam tren aura farming. Misalnya pembalap F1 Alex Albon, pemain NFL Travis Kelce, dan rider WSBK Toprak Razgatlioglu. Nama terakhir itu melakukannya di WSBK Inggris, sehari sebelumnya.
Lucunya, Marquez memang sudah berencana melakukan aura farming sejak sebelum lomba. Bahkan, selebrasi itu memotivasinya untuk me-ngepush gap sejauh mungkin dengan pembalap di belakangnya. Hal itu terungkap dari obrolannya dengan Alex Marquez dan Pecco Bagnaia sebelum ketiganya naik podium. Mereka menonton rekaman balapan di TV ruangan tersebut.
"Tukang pamer kamu, ya," celetuk Alex Marquez, ketika melihat selebrasi kakaknya.
"Iya. Karena itulah aku ngepush," kata Marc, lantas tertawa. "Aku ngebut supaya dapat keunggulan beberapa detik. Agar bisa melakukannya dengan leluasa," lanjutnya, disambung tawa renyahnya lagi.Oh ya, sebagai catatan, Marc Marquez unggul 6,380 detik atas sang adik. Semua gara-gara ia FOMO, ingin melakukan aura farming seperti atlet-atlet lain yang sudah melakukannya.
Seri Jerman menjadi balapan paling brutal sepanjang musim MotoGP 2025. Bagaimana tidak? Sejak awal, sudah ada empat pembalap yang tidak ikut start di grid. Di antaranya adalah Franco Morbidelli (VR46) dan Maverick Vinales (KTM). Selama balapan, dari 18 rider, hampir separo tidak finis. Tepatnya, ada delapan pembalap yang mengalami kecelakaan.
Diawali dari Miguel Oliviera (Pramac), Pedro Acosta (KTM), dan Johann Zarco (LCR Honda). Kemudian, Fabio Di Giannantonio (VR46) yang sedang ada di posisi ketiga dan bertarung dengan Alex Marquez, tiba-tiba jatuh.
Lorenzo Savadori menyusul out. Dan yang paling mengejutkan, bintang Aprilia Marco Bezzecchi juga jatuh. Padahal, saat itu ia sedang berada di posisi kedua, dan cukup menekan Marc Marquez.
Pembalap Trackhouse Ai Ogura dan Joan Mir (Honda) jadi pembalap terakhir yang gagal finis. Alhasil, Alex Marquez bisa jadi runner up. Dan Pecco Bagnaia finis di posisi ketiga. Awalnya mereka kesulitan menembus tiga besar.
Berarti, hanya 10 pembalap yang menyelesaikan grand prix. Itu adalah jumlah pembalap terendah yang berhasil finis sejak Grand Prix Australia 2011. Dengan banyaknya kejadian itu, bagaimana Marc Marquez tampil begitu mulus? Ia mengatakan, kecelakaan yang terjadi bertubi-tubo justru "memberinya konsentrasi ekstra" untuk menghindari nasib serupa.
Menurut Marquez, mudah untuk mengalami kecelakaan karena adanya angin di Tikungan 1. Apalagi disertai kurangnya cengkeraman akibat hujan pada Sabtu."Aku mencoba fokus, memahami, segalanya," kata Marquez kepada TNT Sport. "Di Tikungan 1 aku mengerti ada angin dari belakang. Enggak banyak, tapi ada," ungkapnya. "Jadi kau tidak bisa mengerem di tempat yang sama. Arah motornya berbeda," imbuhnya.
"Ditambah lagi, kami memiliki lebih sedikit karet di lintasan dari kondisi hujan kemarin. Itu sulit. Aku melihat bekasnya [dari kecelakaan] di lap berikutnya. Kecelakaan-kecelakaan itu memberiku konsentrasi ekstra," papar juara dunia enam kali tersebut. Kemenangan Marquez adalah yang kesembilan di Sachsenring di kelas premier dan menempatkannya di posisi kedua dalam daftar pemenang sepanjang masa dengan 69 kemenangan.