Ingin Anak Lebih Jujur dan Terbuka ? Terapkan Aturan 25 1-Menit Ini
Kedekatan anak dan orang tua--
BACAKORANCURUP.COM - Bagi banyak orang tua, mendidik anak bukanlah hal yang mudah. Tuntutan untuk selalu menerapkan pola asuh yang tepat sering kali membuat mereka merasa kewalahan. Terlebih lagi, berbagai teori tentang komunikasi dengan anak justru bisa menambah kebingungan.
Ada rasa takut salah bicara hingga membuat anak merasa tersudut, atau sebaliknya, terlalu serius hingga akhirnya anak memilih menjauh.
Melihat tantangan ini, psikolog anak J. Timothy Davis memperkenalkan pendekatan sederhana yang ia namakan "25 1-menit rule".
Konsep ini berangkat dari pemikiran bahwa percakapan panjang tidak selalu efektif. Justru, obrolan singkat yang dilakukan secara konsisten mampu menghasilkan kedekatan emosional yang lebih kuat antara orang tua dan anak. Anak tidak merasa dituntut atau dipaksa untuk bercerita, sementara orang tua pun bisa lebih tenang dan santai dalam mendengarkan.
BACA JUGA:Penelitian UNAIR Temukan Senyawa Antikanker Unik dalam Daun Apa-apa ! Ini Penjelasannya
BACA JUGA:Angkat Kisah Ilmu pelet dan Pengkhianatan Dalam Rumah Tangga, Ini Sinopsis Film Sosok Ketiga Lintrik
Menurut Davis, anak-anak pada dasarnya sering merasa kesulitan mengungkapkan isi hati mereka. Ketika menghadapi masalah di sekolah, pertemanan, atau bahkan ketika mereka sendiri bingung dengan emosinya, mereka cenderung memilih diam.
Dalam kondisi seperti itu, percakapan panjang bisa menjadi tekanan tambahan yang membuat mereka semakin menutup diri. Sebaliknya, jika obrolan dipecah menjadi bagian kecil, anak merasa lebih ringan untuk terbuka sedikit demi sedikit.
Metode ini juga sangat relevan untuk anak laki-laki. Dalam bukunya Challenging Boys, Davis menulis bahwa anak laki-laki biasanya lebih sulit membicarakan emosi secara langsung. Mereka cenderung menghindari percakapan yang terlalu serius atau penuh tekanan. Oleh karena itu, percakapan singkat yang berulang dapat menjadi jembatan komunikasi yang aman, di mana anak merasa tidak dihakimi.
Poin utama dari metode ini adalah bahwa komunikasi dengan anak tidak harus panjang dan melelahkan. Yang jauh lebih penting adalah konsistensi, ketulusan orang tua untuk mendengarkan, serta penggunaan nada bicara yang nyaman. Dari ketiga hal ini, hubungan yang hangat dan saling percaya akan tumbuh secara alami.
Meski disebut "25 1-menit rule", Davis menegaskan bahwa durasi percakapan tidak harus benar-benar satu menit. Cukup 3 hingga 8 menit saja, asalkan dilakukan rutin. Fokus utamanya bukan terletak pada lamanya waktu, melainkan keteraturan dan kualitas percakapan. Dengan begitu, anak tetap bisa merasa rileks, tidak kewalahan, dan lebih fokus terhadap apa yang sedang dibicarakan.
Ada tiga prinsip penting yang digarisbawahi Davis :
1. Niat yang tulus
Orang tua harus memasuki percakapan dengan tujuan memahami, bukan menilai atau menghakimi. Perhatikan jawaban anak dengan penuh perhatian, bahkan detail kecil sekalipun, karena bisa menjadi bahan obrolan untuk kesempatan berikutnya.