DLH Rejang Lebong Fokus Atasi Sampah dan Pencemaran Lingkungan
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Rejang Lebong.-Razik/CE -
BACAKORANCURUP.COM – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Rejang Lebong, kini memusatkan perhatian pada penanganan sampah serta pengendalian pencemaran lingkungan di kawasan perkotaan.
Kepala DLH Rejang Lebong, Asli Samin, mengungkapkan volume sampah yang dihasilkan dari pemukiman dan pasar tradisional di wilayah tersebut setiap hari mencapai 60 ton. Angka ini bahkan meningkat hingga 75 ton per hari menjelang bulan puasa dan Hari Raya Idul Fitri.
“Tugas utama DLH saat ini sesuai arahan Bupati adalah menangani tiga persoalan penting, yaitu pengendalian sampah, pencemaran lingkungan baik air, udara maupun tanah, serta penataan kota agar tampak lebih rapi dan tertata,” jelasnya.
BACA JUGA:Soal Bocah di Curup Keluarkan Cacing dari Bagian Tubuhnya, Ini Penjelasan Pihak RSUD
BACA JUGA:Keterbatasan Anggaran, Dispora Rejang Lebong Tunda Rehabilitasi Fasilitas Olahraga
Menurutnya, pengelolaan sampah menjadi prioritas mendesak lantaran jumlah timbunan terus meningkat seiring pertumbuhan penduduk. Karena itu, peran semua pihak mulai dari RT, RW, lurah hingga camat sangat dibutuhkan. “Masalah sampah ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga masyarakat. DLH siap memfasilitasi dari sisi tenaga maupun armada,” tambahnya.
Untuk menekan jumlah sampah yang menumpuk, DLH berencana mengoptimalkan Tempat Pembuangan Sementara (TPS) hanya untuk menampung sampah residu yang benar-benar tidak bisa dimanfaatkan lagi. Masyarakat diimbau lebih aktif mengolah sampah rumah tangga, baik dengan cara daur ulang maupun pemisahan sampah organik dan non-organik.
Ke depan, pengelolaan sampah berbasis desa dan kelurahan akan diterapkan di 15 kecamatan. Sampah organik dapat dimanfaatkan menjadi pupuk, sementara sampah non-organik akan diolah melalui pelatihan yang disiapkan DLH. “Pelatihan pertama akan kami mulai dari wilayah Kota Curup, kemudian menyebar ke kecamatan lain,” terang Asli Samin.
Ia menegaskan, keberhasilan program ini sangat bergantung pada partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan. “Dengan kesadaran bersama, sampah bisa diubah menjadi sesuatu yang bermanfaat, bahkan memiliki nilai ekonomis,” pungkasnya