Kegiatan Ekspor di Bengkulu Meningkat

--

Curupekspress.bacakoran.co - Kegiatan ekspor di Bengkulu pada awal 2024 ini mengalami peningkatan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu, total ekspor hingga Januari 2024 lalu mencapai US$ 12,64 juta atau mengalami peningkatan sebesar 87,20 persen dibandingkan dengan Januari 2023 yang tercatat US$ 6,75 juta.

Adapun meningkatnya kinerja ekspor di Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu terjadi akibat membaiknya harga komoditas batu bara. Bahkan Harga Batu Bara Acuan (HBA) di Indonesia pada Januari 2024 lalu dipatok sebesar US$ 125,85 per ton.

"Karena, batu bara ada komoditas yang paling banyak di ekspor di Bengkulu, sehingga wajar saja kalau ekspor kita tercatat meningkat," sampai Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Ir Win Rizal seperti dilansir dari BE pada Minggu 3 Maret 2024.

Ia menjelaskan, ekspor komoditas batu bara di Pelabuhan Pulau Baai Kota Bengkulu, terus dilakukan.

BACA JUGA:DPMD Provinsi Ingatkan DD untuk Kepentingan Masyarakat

BACA JUGA:Penerimaan Pajak Naik 4,53 Persen

Bahkan pada Januari 2024 ekspor batubara di Bengkulu mencapai sebesar US$ 11,90 juta. Meski begitu, ekspor komoditas hasil perkebunan masih tercatat sedikit hanya mencapai US$ 750 ribu.

"Ekspor di Bengkulu masih didominasi batu bara, sisanya komoditas hasil perkebunan," jelasnya.

Disisi lain tingginya permintaan batu bara dari luar negeri terjadi seiring dengan pengoperasian kembali pembangkit batu bara di sebagian negara Eropa yang turut mengerek permintaan batu bara global.

Negara-negara Eropa yang kembali menghidupkan kembali pembangkit listrik batu bara diantaranya Jerman, Belanda, dan Belgia. Itu dilakukan sebagai dampak dari pemangkasan gas oleh Rusia.

Sementara itu, pasokan gas alam di Eropa yang terkendala akibat kebocoran jaringan gas yang terjadi di Laut Baltik membuat harga gas melonjak.

"Faktor kondisi geopolitik Eropa imbas konflik Rusia - Ukraina serta krisis listrik di India akibat gelombang hawa panas menjadi faktor pengerek utama harga batu bara," tutupnya.

Pakar Ekonomi Bengkulu, Prof Dr Ahmad Badawi Saluy SE MM menilai, salah satu yang mendorong pemulihan kinerja ekspor di Bengkulu adalah tensi perang Rusia dan Ukraina yang belum tahu kapan akan mereda.

Hal ini tentu saja akan membuat sejumlah negara kembali memanfaatkan batu bara. Sebab pasokan gas di luar negeri semakin menipis akibat pembatasan gas dari negara yang sedang berkonflik.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan