Implementasi, Kata Kunci Pengarusutamaan Moderasi Beragama
IST/DISWAY Diskusi Publik Inovasi Moderasi Beragama yang diselenggarakan oleh Balai Litbang Agama (BLA) Semarang di Gadjah Mada UC Hotel Yogyakarta.--
YOGYAKARTA - Moderasi beragama bukan sekadar narasi. Moderasi beragama harus sampai pada implementasi. Teori moderasi beragama sudah banyak, tetapi praktiknya perlu diperluas di semua kementerian atau lembaga.
Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Prof. Dr. H. Suyitno, M.Ag. menegaskan hal tersebut dalam Diskusi Publik Inovasi Moderasi Beragama yang diselenggarakan oleh Balai Litbang Agama (BLA) Semarang beberapa waktu lalu.
Pada kesempatan ini Kepala Badan menyerahkan hadiah kepada para pemenang lomba inovasi moderasi beragama kategori madrasah dan sekolah.
Dia berpesan, moderasi tidak boleh berhenti hanya sebagai narasi, tetapi harus benar-benar diimplementasikan di semua unit atau satker kementerian atau lembaga.
Lembaga pendidikan seperti madrasah atau sekolah dinilai sangat pantas menjadi role model praktik moderasi beragama.
Karena di dalamnya terdapat para ahli dan pendidik untuk menginternaliasi dan mempraktikkan nilai-nilai moderasi beragama.
“Pemenang lomba ini yang perlu didiseminasikan untuk menjadi role model. Bisa kita modifikasi, bisa kita jadikan model, agar kita tidak selalu memulai dari nol,” kata Suyitno. Menurut Suyitno, masih banyak satker yang belum mengimplementasikan program moderasi beragama.
Mereka bisa mengadaptasi apa yang sudah dilakukan oleh madrasah atau sekolah yang menjuarai lomba inovasi moderasi beragama. (Disway)