Sekolah Ini Harapkan Penempatan Guru PPPK Sesuai dengan Tempat Tugas
KBM di SDN 62 Rejang Lebong.-DOK/ CE -
Curupekspress.bacakoran.co - Sekolah Dasar (SD) Negeri 62 Rejang Lebong, yang merupakan salah satu sekolah penggerak angkatan ke 2 di Kabupaten Rejang Lebong yang mengharapkan penempatan tugas guru yang sudah lolos dalam seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tahun 2023 kemarin dapat ditugaskan di sekolah yang merupakan tempat asal guru tersebut sudah mengabdi sebagai tenaga honorer.
Harapan tersebut disampaikan mengingat sekolah tersebut saat ini masih mengalami kekurangan guru dan hanya mempunyai sebanyak dua orang guru yang berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN).
Kepala SDN 62 Rejang Lebong Firmansyah MPd mengatakan jika masing - masing guru yang sudah lolos dalam seleksi PPPK tersebut akan ditugaskan di sekolah lainya maka, keputusan tersebut semakin memperbanyak terjadinya kekurangan tenaga guru di sekolah yang dipimpinnya tersebut.
BACA JUGA:2.000 Pelajar Wajib KTP Tercatat Belum Lakukan Perekaman
BACA JUGA:Menarik! Siswa Sekolah Ini Mainkan Drumband dengan Memanfaatkan Barang Bekas
"Sebenarnya kami sudah sangat terbantu karena sudah diluluskan sebanyak empat orang guru dalam seleksi PPPK tahun 2023, hanya saja kita kan belum tau penempatan mereka, kalau di tugaskan di sekolah lain, tentunya berkurang. Sedangkan jumlah rombel kelas yang kita miliki ada sebanyak 7 rombel, yang membutuhkan guru yang cukup banyak," ujar Kepsek.
Dikatakan Kepsek bahwa sebagai sekolah penggerak yang sudah mendapatkan tugas dalam fungsinya dalam berbagai praktik baik kepada sekolah - sekolah lainya tentulah harus mendapatkan perhatian pemerintah Kabupaten Rejang Lebong terutama mengenai guru dan sarana prasarana lainya.
"Seharusnya sebagai sekolah penggerak, tetulah sekolah kami seharusnya mendapat perhatian dari pihak pemerintah terutama gurunya, kalau dengan jumlah guru yang sangat terbatas seperti ini tentulah sangat membatasi pihaknya dalam melaksanakan menerapkan penguatan proyek profil pelajar pancasila di sekolahnya.
"Tentunya sebagai sekolah penggerak kami ingin meningkatkan kualitas di sekolah kami, akan tetapi dengan sedikitnya guru PNS dan sekolah kami juga harus banyak mempekerjakan guru honorer tentunya sekolah kami sangat terbatas pergerakannya, apalagi murid kami hanya berjumlah 188 orang sudah tentu anggaran dana Bosnya juga sangat terbatas," jelasnya.