BACAKORANCURUP.COM- Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka resmi dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia untuk masa bakti 2024-2029. Dalam pengumuman susunan kabinetnya, Prabowo mengungkapkan bahwa ada 48 menteri dan 5 pejabat setingkat menteri yang akan mendampingi mereka.
"Dengan kesepakatan para ketua umum koalisi kami, kami beri nama kabinet ini Kabinet Merah Putih," kata Prabowo Subianto saat mengumumkan susunan kabinet pada Minggu 20 Oktober 2024.
Meskipun jumlah kementerian yang besar telah menjadi bahan perbincangan, dengan beberapa pihak menganggap kabinet ini gemuk dan membawa beban baru bagi pemerintahan.
Pengamat politik yang juga Ketua Umum LISAN, Hendarsam Marantoko, dan seorang praktisi hukum, memberikan tanggapan berbeda.
Hendarsam Marantoko menjelaskan, bahwa pembentukan kabinet besar ini adalah bagian dari strategi untuk merampingkan tugas kementerian.
"Soal kabinet gemuk perlu diluruskan. Jika yang dimaksud Kabinet gemuk itu sebagai penambahan volume baru yang tidak penting, ya jelas itu tidak diperlukan," katanya saat dikonfirmasi, Senin, 21 Oktober 2024.
"Sementara yang dilakukan oleh Pak Prabowo ini ialah merampingkan postur tugas kementerian agar para menteri lebih fokus pada satu pekerjaan yang relevan. Itu dua terminologi yang berbeda, lho," sambungnya.
BACA JUGA:Prabowo: Jangan Setia ke Saya, Setia ke Bangsa dan Negara
BACA JUGA:Gugatan di PTUN Soal Pilpres 2024 Ditolak
Hendarsam menambahkan bahwa banyaknya jumlah menteri adalah akibat dari pemisahan tugas kementerian yang sebelumnya terlalu padat.
Misalnya, kementerian Hukum dan HAM kini dipisah menjadi dua kementerian: Kementerian Hukum dan Kementerian Hak Asasi Manusia.
"Di bidang hukum saja sudah begitu kompleks, ada dirjen Peraturan perundang-undangan, dirjen administrasi hukum umum, dirjen pemasyarakatan, dirjen imigrasi, dirjen kekayaan intelektual, ditambah lagi dengan dirjen Hak Asasi Manusia," jelasnya.
Ia menegaskan bahwa beban tugas yang terlalu banyak dalam satu kementerian membuat menteri tidak dapat fokus.
"Orang awam akan menilai bahwa Pak Prabowo membentuk kabinet gemuk, faktanya perubahan postur terjadi karena perampingan tugas kementerian," tutup Hendarsam.