BACAKORANCURUP.COM- Kinerja Pj Bupati Sampang, Rudy Arifianto dipertanyakan.
Pasalnya, Rudy dianggap kurang berperan aktif terkait status wilayah itu yang rawan dalam pelaksana Pilkada Serentak 2024, dan dianggap jarang hadir di kantor. "Pj Bupati Sampang yang telah menjabat hampir setahun ini lebih sering memberikan perintah dari pendopo tanpa turun langsung melihat kondisi di lapangan," ujar Ketua Forsa Hebat Nurhasan, Kamis 7 November 2024.
Menurut dia, banyak masalah, termasuk pelanggaran oleh ASN terkait Pilkada, terkesan dibiarkan tanpa tindakan tegas. Hal ini memunculkan dugaan miring.
Menurut Nurhasan, pada Rabu, 6 November 2024 Forsa Hebat melakukan upaya audiensi di Kantor Bupati Sampang. Mereka datang dengan harapan bertemu langsung dengan Rudy untuk menyampaikan keluhan dan desakan perubahan.
BACA JUGA:Truk Lindas Siswi SD, Warga Preteli Belasan Truk Tanah, di Kosambi Teluk Naga Tangerang
BACA JUGA:Negara Asia Diprediksi Lolos Babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026, Berikut Daftarnya
"Namun, ketidakhadiran Rudy dalam audiensi tersebut memicu amarah kami," ucapnya.
Karenanya, sebagai bentuk protes, Forsa Hebat menyegel pintu masuk Kantor Pj Bupati. Penyegelan dimaksudkan untuk menggambarkan kekecewaan mereka atas kepemimpinan Rudy yang dianggap tidak responsif terhadap situasi daerah.
Forsa Hebat menilai bahwa ketidakhadiran Pj Bupati di kantor, terutama pada saat-saat kritis, hanya memperburuk citra Kabupaten Sampang di mata masyarakat.
"Saya sangat kecewa dengan kinerja Pj Bupati Rudy Arifianto. Dia jarang masuk kantor dan tidak pernah hadir untuk menyelesaikan persoalan di Sampang. Akibat kepemimpinannya yang lemah, nama Sampang jadi tercoreng dan kini masuk daftar zona merah.
Oleh karena itu, kami segel kantornya sebagai bentuk kekecewaan," papar Nurhasan. Nurhasan menambahkan, bahwa berbagai konflik dan pelanggaran di Sampang seharusnya menjadi tanggung jawab penuh Pj Bupati.
Ia menyoroti pentingnya tindakan tegas agar stabilitas daerah tetap terjaga. Minimnya respons dari Rudy, kata dia hanya memperkuat kekecewaan masyarakat yang sudah jenuh dengan kepemimpinan yang dinilai abai.
"Kini masyarakat menanti langkah konkret dari Pj Bupati untuk menjawab berbagai kritikan dan tuntutan," tandasnya