BACAKORANCURUP.COM - Provinsi Bengkulu telah memiliku 21 sekolah siaga kependudukan. Pembentukan sekolah kependudukan tersebut dilakukan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu.
Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) merupakan program yang dirancang untuk memberikan pemahaman dan kesadaran kepada siswa, guru, dan masyarakat tentang isu-isu kependudukan, seperti pertumbuhan penduduk, distribusi penduduk, migrasi, dan dampak dari perubahan demografis terhadap lingkungan dan pembangunan.
Program ini bertujuan untuk membekali generasi muda dengan pengetahuan yang cukup mengenai masalah kependudukan agar mereka dapat berperan aktif dalam mengatasi tantangan yang berkaitan dengan jumlah penduduk, kualitas hidup, dan keberlanjutan lingkungan.
" Program ini untuk mengenalkan wawasan kependudukan kepada para pelajar melalui sistem pendidikan formal, sehingga mereka memiliki pengetahuan dan empati terhadap isu-isu kependudukan." ungkap Siti Hajar Lestari selaku anggota Tim Kerja 3 BKKBN Provinsi Bengkulu.
BACA JUGA:IMZ dan Dompet Dhuafa Gulirkan Sekolah Manajemen Koperasi
BACA JUGA:Prabowo Ingatkan Jajaran Menteri hingga Kepala Desa Tidak Korupsi
Dengan membekali para siswa dengan wawasan tentang pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana (Banga Kencana).
BKKBN bersama dengan pemerintah daerah menjalankan program ini diterapkan diberbagai sekolah dengan harapan dapat menumbuhkan kesadaran kependudukan di kalangan siswa.
Kali ini, sedikitnya sudah terbentuk 21 sekolah Siaga Kependududkan di Bengkulu. Sekolah-sekolah ini tersebar di beberapa provinsi, termasuk empat sekolah di Seluma, tiga sekolah di Bengkulu Utara, satu sekolah di Lebong dan satu sekolah di Mukomuko.
Selain itu, ada masing-masing dua sekolah di Bengkulu Selatan, Kepahian, Kaur, dan Bengkulu Tengah.
Dijelaskannya, pengembangan program SSK menjadi penting mengingat permasalahan kependudukan yang semakin meningkat, melalui SSK, BKKBN berusaha mengintegrasikan pendidikan kependudukan ke dalam kurikulum sekolah.“Para siswa diharapkan dapat memahami isu-isu kependudukan dan peran mereka dalam pengendalian jumlah penduduk,” jelasnya.
Program ini juga menjadikan siswa sebagai agen perubahan dengan menyasar siswa sekolah menengah atas, yang memiliki kemungkinan besar untuk menghadapi masalah kependudukan.
""Diharapkan para siswa dapat meningkatkan kesadaran mereka tentang isu-isu kependudukan dan menjadi tertarik pada isu-isu terkait" terangnya.
Dengan pengembangan program SSK ini, para siswa dapat menjadi agen perubahan yang tertarik dengan isu kependudukan dan berperan aktif dalam pembangunan keluarga dan masyarakat yang lebih baik.