BACAKORANCURUP.COM - Tahukah kalian,Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum tengah membangun Jalan Tol Semarang-Demak. Jalan tol ini memiliki total panjang 26,95 km.
Pembangunan ini terbagi menjadi 2 yaitu Seksi 1 Kaligawe-Sayung sepanjang 10,64 km yang berada di atas laut dan Seksi 2 Sayung-Demak sepanjang 16,31 km di daratan yang telah beroperasi sejak Februari 2023 lalu.
Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga, Rachman Arief Dienaputra, menjelaskan bahwa pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak, yang juga berfungsi sebagai tanggul laut, memanfaatkan teknologi matras bambu, cerucuk bambu, dan Prefabricated Vertical Drain (PVD).
"Terkait dengan matras bambu merupakan hal pertama yang digunakan di Indonesia dan sebagai salah satu material konstruksi yang kita gunakan untuk membangun jalan tol di atas laut sekaligus berfungsi sebagai tanggul laut,” ucap Arief.
BACA JUGA:DL Negeri Pejabat Harus Seizin Presiden
BACA JUGA:Pastikan Tak Ada Bansos Khusus Imbas Kenaikan PPN 12 Persen
Dia menyebut bahwa penggunaan matras bambu pada Tol Semarang-Demak telah melalui uji keamanan yang dilakukan oleh Balai Bahan dan Struktur Bangunan Gedung dari Direktorat Bina Teknik Permukiman dan Perumahan, Direktorat Jenderal Cipta Karya.
"Kita lakukan dua jenis uji yang pertama adalah uji tarik dan kedua adalah uji lentur. Uji tarik dan uji lentur sistem Matras Bambu tersebut dilakukan untuk menjamin kehandalan matras bambu yang akan digunakan untuk meningkatkan daya dukung tanah dasar di lokasi konstruksi,” kata dia.
Kemudian, stabilitas timbunan di atas tanah lunak dijaga dengan matras dan cerucuk bambu.
Menurut Rachman Arief, metode ini bermanfaat untuk mengontrol penurunan tanah, mendistribusikan beban secara merata, serta mengurangi perbedaan penurunan. Matras bambu memberikan daya apung, sementara cerucuk bambu meningkatkan daya dukung lekat.
Proyek Tol Semarang-Demak telah menggunakan hampir 6 juta batang bambu yang dipasok dari berbagai daerah sekitar, yang diyakini memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal.
“Kemudian yang ingin saya jelaskan lagi adalah terkait dengan apa yang kita dapatkan dari penggunaan matras dan cerucuk bambu yaitu efisiensi biaya konstruksi yang dihasilkan 30-40 persen apabila dibandingkan dengan metode lain seperti vibro stone column dan deep soil mixing,” ungkapnya.
Dirjen Bina Marga itu berharap pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah banjir di Kota Semarang dan Kabupaten Demak.
“Walaupun saat ini pada pembangunannya terjadi kemacetan yang luar biasa, tetapi kami berharap segera setelah selesai proyek ini kemacetan tersebut beserta banjir rob yang terjadi bisa teratasi,” tutupnya.