Sepanjang hari. Sepanjang minggu. Sepanjang tahun.
Maka pencarian jalan keluar terus dilakukan. Pabrik ini termasuk yang menemukannya.
Jiangmen adalah satu kabupaten. Di sebelah kabupaten Zhongshan.
Tapi Jiangmen sudah menjadi kota besar. Pun kabupaten-kabupaten lain di seluruh provinsi Guangdong: Foshan, Zhongshan, Dongguan, Zhuhai dan sekitarnya.
"Apakah Anda tahu hari ini merupakan hari penting bagi agama Kristen," tanya saya pada seorang manajer yang mendampingi saya.
"Tahu. Kami di sini biasa saja," jawabnya.
Dengan pendiri perusahaan Mr. Ocean Shi--
Taiwan kemarin juga tidak libur. "Kami di sini juga tidak libur," ujar sahabat Disway di Jepang Taki Tikada.
"Jepang hanya libur untuk tahun baru. Mulai tanggal 29 Desember sampai 3 Januari," ujar Suyoto, ketua IJBNet, yang lama bekerja di Jepang. IJBNet adalah lembaga untuk peningkatan dagang Indonesia-Jepang.
Hanya Korea Selatan negara di Asia Timur yang libur. "Sudah sejak tahun 1945 setiap Natal jadi hari libur," ujar Gina, sahabat Disway di Seoul.
Setelah Magrib saya kembali ke Macao. Saya minta dilewatkan Zhongshan: ingin tahu perkembangan kota itu.
Di perbatasan Tiongkok-Macao kini ada dua lokasi pasporan. Kali ini saya lewat Hengqin. Bukan lagi di Gongbei. Sudah beberapa kali ''menyeberang'' lewat Gongbei. Baru kali ini lewat Hengqin.
Sama saja. Hanya lebih sepi. Masih baru.
Di lokasi ini pun jarak daratan Tiongkok dengan pulau Macau hanya segelundungan batu. Hanya sejauh parit yang bisa bisa diloncati Shun Go Kong.
Parit itu pun sudah tidak kelihatan. Di atasnya sudah dibangun gedung imigrasi. Pintu barat gedung itu di daratan Tiongkok. Pintu timurnya di Macao.
''Meja'' imigrasinya hanya satu: dibagi dua. Meja Tiongkok dengan petugas imigrasi Tiongkok dan meja Macao dengan petugas imigrasi Macao.