BACAKORANCURUP.COM - Pemerintah telah merencanakan Ujian Nasional (UN) bakal dimulai kembali pada tahun 2026. Berkenaan dengan itu, Ketua Komisi X DPR Dr Hetifah Sjaifudian menyampaikan sejumlah catatan penting.
"Sudah ada semacam pemanasan akan ada satu kebijakan baru, namun kebijakan yang dimaksud UN ini saya yakin bukan kembali ke zaman tahun 1900 berapa atau tahun awal-awal," katanya di Gedung A Kemendikdasmen, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta, Selasa 7 Januari 2025.
Hetifah menilai UN di tahun-tahun sebelumnya menjadi tekanan tersendiri bagi para siswa saat hendak menghadapi kelulusan. Sehingga, model UN tahun 2026 ini penting untuk dikaji secara matang.
"Di mana justru kita mengkritisi UN itu sebagai bagian dari proses drilling anak-anak yang membuat bukan saja anak-anak, orang tua, sekolah merasa tertekan," tuturnya.
BACA JUGA:SMPN 21 Awali KBM dengan Penuh Optimis
BACA JUGA:SDN 96 RL Optimis mulai Pembelajaran Awal Semester
Ia menerangkan, UN masih diperlukan sebagai pengukuran hasil belajar. Akan tetapi, dirinya mengingatkan penerapannya tidak boleh menjadi keresahan bagi siswa.
"Jadi kita tetap ingin ada satu pengukuran dari hasil belajar. Itu kita setujui caranya seperti apa, ini tuh yang efisien tapi itu tadi tidak membuat keresahan atau tekanan-tekanan yang tidak perlu," jelasnya.
Namun sebaliknya, bagaimana caranya agar siswa jadi termotivasi belajar tanpa harus ada tekanan. Ia juga menyampaikan, UN jangan dijadikan satu-satunya alasan siswa wajib belajar.
"Nah nantinya kita ingin anak-anak belajar karena termotivasi dalam dirinya sendiri dan mereka mengikuti UN itu karena ingin tahu saya sekarang sudah mengalami kemajuan apa dalam diri, bukan mau membandingkan dengan temannya harus sama atau harus melebihi," ucap Hetifah.
Menurutnya, Asesmen Nasional (AN) akan tetap dilaksanakan beriringan dengan UN. Pelaksanaan keduanya dinilai bisa saling melengkapi satu sama lain.
"Saya yakin UN yang akan datang adalah penyempurnaan dari apa yang sudah ada sekarang. Tadi Pak Menteri sudah bilang bahwa Asesmen Nasional akan dilanjutkan tapi standarisasi dari individu sangat dibutuhkan," tutupnya.