CURUP, CE - Dalam upaya penanganan dan penurunan stunting di wilayah Kabupaten Rejang Lebong bukan tanpa kendala maupun hambatan.
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan KB (DP3APPKB) Kabupaten Rejang Lebong menyebut, salah satu yang masih menjadi kendala dalam penanganan stunting di wilayahnya ialah peristiwa pernikahan dini di tengah-tengah masyarakat.
"Yang namanya kendala pasti ada, salah satunya yang paling berpengaruh adalah pernikahan dini yang hingga kini masih sering terjadi di masyarakat kita," beber Kepala DP3APPKB Rejang Lebong, Sutan Alim SSos. Kepada CE, Kamis kemarin.
BACA JUGA:Perkuat Penelitian Dosen KampusI, AIN Curup Jalin MoU dengan Al-Azhaar Lubuklinggau
Ia menjelaskan, pernikahan dini masih sering terjadi di Rejang Lebong. Dimana ini menjadi salah satu penyumbang stunting terbesar apabila tidak ditangani dan diminimalisir dengan sigap.
Lanjut dia, alasan pernikahan dini menjadi penyumbang stunting yang besar ialah karena usia pernikahan baik dari laki-laki maupun perempuan yang belum matang atau belum cukup umur.
"Khususnya perempuan, karena usia yang bisa dikatakan matang ialah ia sudah menginjak 21 tahun, sedangkan yang terjadi di lapangan mereka menikah di usia 19, 18 bahkan di bawah itu," beber dia.
Selain karena fakto usia, sebut dia, faktor kesehatan reproduksi dan kesiapan dalam berumah tangga yang belum memadai juga menjadi penentu dalam perkembangan angka stunting.
"Misal si laki-lakinya belum memiliki pekerjaan yang tetap, sehingga sulit memenuhi kebutuhan untuk pemenuhan gizi istri dan anaknya," terang Sutan.
Kemudian, kata dia, selain pernikahan dini juga ada perilaku hidup yang kurang sehat di tengah-tengah masyarakat menjadi sebab dan kendala dalam penanganan stunting. Permasalahan ini masih marak terjadi seperti halnya buang air besar (BAB) di sungai, dan kepedulian terhadap kebersihan lingkungan masih sangat kurang.
"Pola hidup alias perilaku hidup yang tidak sehat juga jelas menjadi faktor yang bisa menyumbang stunting," tuturnya.
Adapun upaya yang dilakukan yakni terus melaksanakan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat desa/kelurahan salah satunya melalui duta Genre yang ada.
"Kita manfaatkan Genre untuk membantu dalam mengedukasi masyarakat khususnya para remaja," tukasnya.