3. Mereka Tidak Berinteraksi denganmu Secara Personal
Pernahkah kamu merasa bahwa seseorang hanya berbicara denganmu di level permukaan? Mereka mungkin bertanya, “Gimana akhir pekanmu?” tetapi tidak pernah benar-benar peduli dengan jawabannya. Atau mereka selalu menghindari percakapan yang lebih mendalam dan pribadi.
Ini bukan sekadar tentang obrolan ringan, tetapi lebih ke arah seberapa dalam mereka mau mengenalmu. Menariknya, penelitian menunjukkan bahwa kita cenderung terlibat dalam percakapan yang lebih bermakna dengan orang-orang yang kita hargai. Jika seseorang terus-menerus menjaga jarak emosional, bisa jadi mereka memang tidak menempatkanmu di daftar prioritas mereka.
4. Mengambil Alih Pujian atas Kerja Kerasmu
Bayangkan kamu bekerja keras untuk sesuatu, tetapi ketika hasilnya dipuji, seseorang justru mengambil alih pengakuan itu seolah-olah itu adalah hasil kerja mereka. Ini adalah salah satu bentuk perilaku yang paling menjengkelkan.
Orang seperti ini biasanya punya kepribadian yang egois dan cenderung haus validasi. Mereka tidak ragu untuk meremehkan kontribusimu dan malah membanggakan hasil yang sebenarnya bukan sepenuhnya milik mereka. Jika kamu sering mengalami hal ini, bisa jadi mereka memang tidak pernah benar-benar menghargaimu.
5. Meremehkan dan Membandingkanmu dengan Orang Lain
Komentar seperti “Ah, itu sih gampang banget” atau “Kenapa kamu ribet banget sih?” adalah contoh klasik bagaimana seseorang bisa merendahkan usahamu. Mereka membuat seolah-olah apa yang kamu lakukan tidak berarti dan membandingkanmu dengan orang lain yang, menurut mereka, lebih baik darimu.
Perbandingan seperti ini tidak pernah sehat. Ini bukan kritik membangun, melainkan upaya untuk melemahkan rasa percaya dirimu. Jika seseorang terus-menerus mengomentari apa yang kamu lakukan dengan nada meremehkan, mereka mungkin tidak benar-benar menghargai keberadaanmu.
6. Menghalangimu untuk Maju
Seseorang yang menghargaimu akan mendukung perkembanganmu. Tapi kalau seseorang justru menghalangi atau tidak mendukung pertumbuhanmu, itu tanda jelas bahwa mereka memandangmu dengan sebelah mata.
Misalnya, saat kamu ingin mengambil peluang baru atau mencoba sesuatu yang lebih besar, mereka malah mengatakan hal-hal seperti, “Kamu yakin bisa?” atau “Kayaknya itu bukan buat kamu, deh.” Ini adalah cara halus untuk membatasi potensimu dan membuatmu tetap berada di bawah kendali mereka.