Pakan eGibran, Oleh: Dahlan Iskan

Jumat 07 Feb 2025 - 21:04 WIB
Reporter : Gale
Editor : Radian

BACAKORANCURUP.COM - Mungkin Gibran tidak berniat menipu. Apalagi nilainya sampai Rp 9,7 triliun. Agar tidak jumbuh dengan nama Gibran yang lain saya menuliskannya dengan nama belakangnya saja: Huzaifah. Nama Gibran yang satu ini lengkapnya memang Gibran Huzaifah. 

Anda sudah tahu: Huzaifah adalah pendiri dan penggagas unicorn yang awalnya dianggap superkeren. Yakni eFishery. Lewat rintisannya itu para petambak ikan dan udang terbantukan banyak: tidak perlu punya banyak tenaga kerja. Yang lebih penting lagi bisa hemat pakan yang kian hari kian mahal.  Caranya: makanan ikan/udang tidak perlu ditabur pakai tangan karyawan. Diganti oleh tangan mesin yang ditempatkan di pinggir tambak. 

Mesin itu diprogram secara digital. Dihubungkan pula ke handphone. Bisa dibuat otomatis. Bisa disetel jam berapa waktunya menyemprotkan makanan. Tiap menaburkan bisa dipastikan berapa banyak jumlahnya. 

Ternyata tambak udang, milik seseorang yang Anda sudah kenal ini, juga pernah menggunakan mesin pakan milik eFishery. Beberapa tahun lalu. Selama sekitar satu tahun.  

Lalu tidak lagi. 

Saya tidak pernah bertanya kenapa tidak lagi. Bahkan tidak tahu kalau pernah pakai itu. Melihat tambak itu pun belum tentu setahun sekali. Rasanya selama 10 tahun terakhir baru empat kali ke sana. Para petambak tidak perlu membeli alat itu. Cukup sewa bulanan ke eFishery. Sewanya pun --secara teori– bisa dibayar dari hasil penghematan pakan ikan/udang. Tentu konsep ini sangat menarik –kalau benar bisa menghemat.

Nama Huzaifah pun meroket. Tinggi sekali. Ia lulusan ITB angkatan 2007. ITB pun sangat bangga. Apalagi Huzaifah berhasil dipercaya investor. Termasuk investor asing kelas berat. Uang senilai Rp 9,7 triliun pun masuk ke perusahaan itu.

Lihatlah nama-nama investor ini: SoftBank Group Corp dari Jepang. Temasek Holdings Pte Singapura. G42 milik Sheikh Tahnoon bin Zayed Al Nahyan dari Uni Emirat Arab. Lalu ada Northstar milik Patrick Waluyo Jakarta. 

Lihatlah video-video Huzaifah. Ia sangat pandai bicara. Meyakinkan. Idealismenya sangat menonjol: membantu kebangkitan para petambak rakyat. Apalagi bahasa Inggrisnya sangat bagus. Investor asing tidak akan ragu. Muda, pintar, inovatif. 

Huzaifah pun jadi simbol dua kata mantra: muda dan sukses.

Huzaifah memang lulusan SMA internasional. Swasta. Di Bekasi. Namanya: SMA Islam Internasional PB Soerdirman 2. Di saat berada di puncak suksesnya Huzaifah pernah menulis kenangan saat berada di SMA itu. Tulisannya bagus. Lancar. Ada jenakanya. 

"Harus saya jelaskan tiga hal tentang SMA itu," tulisnya. Pertama kata ''Islam''. Pertanda jiwa sekolah ini memang Islam. Kedua, kata ''internasional''. Itu visi sekolah ini. "Sama dengan visinya Agnes Monica," candanya. Artinya: ingin go international. Memang, sampai saat itu belum bisa terkenal di seluruh dunia, ''tapi sudah terkenal di seluruh Bekasi''. 

Kata yang ketiga adalah ''PB''. Itu tidak ada hubungannya dengan Persatuan Bulutangkis. "Jangan anggap saya pandai bermain bulutangkis, apalagi sampai dapat piala di Soedirman Cup. Saya tidak bisa bulutangkis," jelasnya. 

''PB'' di situ adalah singkatan Panglima Besar. Panglima Besar Soedirman. Sedang angka 2 di belakangnya penanda tidak hanya ada satu SMA Islam PB Soerdirman. 

"SMA saya itu tergolong mewah. Benar-benar mewah. Mepet sawah," tulisnya. Sawah di situ bukan benar-benar sawah. Tapi rawa. Maka agar bisa disebut me-wah, menuliskan kata rawa pun jadi rawah. 

Kategori :

Terkait

Jumat 07 Feb 2025 - 21:04 WIB

Pakan eGibran, Oleh: Dahlan Iskan

Kamis 06 Feb 2025 - 21:47 WIB

Salah Benar, Oleh: Dahlan Iskan

Rabu 05 Feb 2025 - 20:45 WIB

Kompor Bahlil, Oleh: Dahlan Iskan

Selasa 04 Feb 2025 - 17:58 WIB

Churchill Jonan, Oleh: Dahlan Iskan

Minggu 02 Feb 2025 - 19:12 WIB

Puasa Dinas, Oleh: Dahlan Iskan