عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَزَيْدَ بْنَ ثَابِتٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ تَسَحَّرَا، فَلَمَّا فَرَغَا مِنْ سَحُورِهِمَا قَامَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الصَّلَاةِ، فَصَلَّى، فَقُلْنَا لِأَنَسٍ : كَمْ كَانَ بَيْنَ فَرَاغِهِمَا مِنْ سَحُورِهِمَا وَدُخُولِهِمَا فِي الصَّلَاةِ ؟ قَالَ : كَقَدْرِ مَا يَقْرَأُ الرَّجُلُ خَمْسِينَ آيَةً.
Artinya: "Dari Anas bin Malik, bahwa Nabi dan Zaid bin Tsabit makan sahur bersama. Setelah keduanya selesai makan sahur, beliau lalu bangkit melaksanakan shalat. Kami bertanya kepada Anas, 'Berapa rentang waktu antara selesainya makan sahur hingga keduanya melaksanakan shalat?' Anas bin Malik menjawab, 'Kira-kira waktu seseorang membaca lima puluh ayat'." (HR. Bukhari No. 542)
Menurut keterangan hadis diatas, rentang waktu membaca 50 ayat Al-Qur'an diperkirakan sekitar 10 menit. Oleh sebab itu, ada kebiasaan imsak sebagai peringatan sebelum Subuh.
Akan tetapi, penting untuk diketahui bahwa imsak bukanlah batas akhir waktu sahur.
Menurut firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 187:
وَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْاَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْاَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِۖ ثُمَّ اَتِمُّوا الصِّيَامَ اِلَى الَّيْلِۚ وَلَا تُبَاشِرُوْهُنَّ وَاَنْتُمْ عٰكِفُوْنَۙ فِى الْمَسٰجِدِ ۗ تِلْكَ حُدُوْدُ اللّٰهِ فَلَا تَقْرَبُوْهَاۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ اٰيٰتِهٖ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ
Artinya: "Dan makan dan minumlah kalian hingga nampak bagi kalian benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian, sempurnakanlah puasa hingga malam..." (QS. Al-Baqarah: 187)
Ayat diatas menerangkan bahwa, batas akhir sahur adalah saat terbitnya fajar shadiq, yaitu saat azan Subuh dikumandangkan. Dengan demikian, umat Islam masih diperbolehkan makan dan minum hingga waktu Subuh tiba.