CURUP, CE - Tingginya intensitas curah hujan yang dimulai sejak akhir tahun 2023 lalu hingga sekarang menjadi Keluhan masyarakat kabupaten Rejang Lebong yang menggantungkan nasibnya pada hasil perkebunan Komoditi sayuran. Pasalnya tingginya intensitas curah hujan
tersebut bisa mengurangi hasil pertanian, perawatan yang lebih ekstra dan terancam gagal panen, seperti yang dialami oleh masyarakat Desa Sambirejo Kecamatan Selupu Rejang yang sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai petani sayuran yang membuat mereka meradang akibat mendapatkan hasil pertaniannya menurun drastis. Hal ini di ungkapkan Kepala Dusun III Desa Sambirejo, Siswanto Kepada CE Selasa (9/1) kemarin.
BACA JUGA:Jejak Mirip Harimau Diduga Macan Dahan
"Tingginya curah hujan sekarang ini tentunya sangat merugikan bagi masyarakat kami yang mayoritasnya sebagai petani sayuran, karena hasil panen berkurang, dan juga kerap mengalami rontok dan busuk," ujar Siswanto.
Dikatakan Siswanto bahwa jika selama ini dalam satu patok para petani di desanya tersebut dapat menghasilkan sayur sebanyak satu ton setengah. Akan tetapi karena curah hujan yang cukup tinggi ini para petani tersebut hanya berhasil memanen sebanyak setengah ton saja yang mana mengalami kerugian hingga 70 persen.
"Tentunya akibat curah hujan yang tinggi ini prawatan harus lebih ekstra lagi, dan berpengaruh terhadap kadar asam pada tanaman yang cukup tinggi sehingga penyemprotan cukup ekstra lagi yang biasanya seminggu hanya sekali pada musim hujan harus dilakukan menjadi dua sampai tiga kali, dan tentunya hasil panennya belum tentu maksimal," jelas Siswanto.
Sementara itu, Siswanto mengatakan bahwa pihak pemerintah desa sendiri tidak memiliki anggaran desa untuk membantu masyarakat yang mengalami kerugian tersebut, dan pihaknya hanya bisa berharap kepada pemerintah Daerah Kabupaten Rejang Lebong maupun pemerintah pusat agar bisa menstabilkan harga beli hasil tani tersebut, serta menjamin ketersediaan pupuk untuk bisa merawat tanaman sayuran milik masyarakat tersebut.