SHENZHEN - BYD baru saja memperkenalkan supercar listrik Yangwang U9 di Tiongkok, dan JPNN secara eksklusif bisa melihat lebih dekat mobil bertenaga buas tersebut. Yangwang U9 yang memiliki banderol harga 1,68 juta yuan atau sekitar Rp 3,6 miliar itu belum resmi dijual ke pasar.
Oleh karena itu, kami dan beberapa media nasional Indonesia sangat beruntung bisa lebih dekat dengan produk kasta tertinggi dari BYD tersebut di Head Quarter BYD, Shenzhen China, Rabu (6/3).Yangwang merupakan sub-brand BYD untuk pasar global yang menawarkan mobil-mobil premium.
"Di China saja kami baru perkenalan, dan desain interiornya pun belom kami beri tahu," ungkap Presiden Direktur PT. BYD Motor Indonesia, Eagle Zhao.Secara penampilan, Yangwang U9 terlihat futuristis dan gahar layaknya sebuah supercar Eropa. Menurut Eagle, U9 diracik secara ekaklusif oleh mantan desainer Audi.
Tak heran jika desain eksteriornya mirip supercar Eropa lainnya, seperti Lykan Hypersport dan McLaren GTS.Supercar listrik tersebut memiliki rancang bangun paling terbaru dari BYD, yaitu e-platform 4.0, sedangkan produk-produk di bawahnya masih mengadopsi versi e-platform 3.0. Bicara performa, U9 hadir dengan kinerja yang tidak main-main. Supercar terbaru BYD itu bisa melesat dari titik diam sampai 100 km per jam di bawah tiga detik.
Sementara itu, U9 mampu digeber dengan kecepatan maksimal 309,19 kpj sejauh 450 km (data CLTC). Tenaga buasnya itu dikeluarkan dari dua motor listrik di roda depan dan belakang, yang secara total bisa menyemburkan tenaga 1.300 Hp dan torsi 1.680 Nm. Baterai yang dipasang berdaya 80 kWh.
Saat pengisian baterai dari 30 persen sampai 80 persen, Yangwang U9 hanya butuh 10 menit menggunakan arus satu arah, alias DC Ultrafast Charging. Menariknya, supercar listrik itu bisa menerima arus listrik sebesar 500 kW, tetapi masih bisa pakai arus tidak searah alias AC 7 kW.
Perihal interior dan berbagai fitur yang dibawa Yangwang U9, kami pun belum bisa mendokumentasikannya secara langsung.Saat disinggung terkait potensi Yangwang U9 masuk ke pasar Indonesia, Eagle masih enggan memberikan keterangan lebih lanjut. Menurut dia, minat masyarakat pada supercar listrik di beberapa negara berbeda-beda dan pasarnya tidak terlalu besar. "Apakah di Indonesia potensial? Kami perlu lihat lagi seperti apa," imbuh Eagle.