CURUP, CE - Meskipun menjadi salah satu sekolah menengah pertama (SMP) Negeri di Kabupaten Rejang Lebong yang saat ini diminati siswa yang jumlahnya kurang lebih 700 orang. Akan tetapi sekolah yang berada di Kelurahan Dwi Tunggal Curup ini sangat membutuhkan banyak perhatian. Pasalnya sebanyak kurang lebih 4 ruangan kelas sekolah tersebut sudah mengalami kebocoran saat hujan, karena kondisi atap sudah berlubang dan lapuk termakan usia.
Yang lebih mirisnya lagi, gempa bumi yang baru-baru terjadi pada Februari lalu telah merobohkan tembok sepanjang 30 meter dengan tinggi 2 meter persegi serta cincin sumur sekolah tersebut yang mengalami kerusakan.
Kepala SMP Negeri 5 Rejang Lebong, Evi Noviyanti SPd mengatakan bahwa kondisi tersebut sudah disampaikannya kepada pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Rejang Lebong serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rejang Lebong, akan tetapi hingga saat ini belum ada kepastian untuk memperbaiki kerusakan tersebut.
"Kami sudah melapor kondisi tersebut baik secara tertulis maupun secara lisan, dan juga melalui Dapodik sarpras sekolah, bahkan dari pihak Dikbud Rejang Lebong dan BPBD Rejang Lebong sudah memantau kondisi sekolah kami secara langsung, hanya saja hingga sekarang belum adanya perbaikan," ujarnya.
Dikatakan Kepsek bahwa beberapa permasalahan krusial tersebut yang saat ini menjadi hambatan pihaknya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut.
"Dengan jumlah siswa yang saat ini berjumlah kurang lebih tujuh ratus orang, tentulah membutuhkan kondisi ruangan yang layak dalam melaksanakan pembelajaran, serta bangunan pagar keliling agar bisa mengontrol siswa untuk tidak keluar lokasi sekolah saat belajar sedang berlangsung," jelasnya.
Atas kondisi pagar sekolah yang sudah ambruk tersebut, serta kondisi arab dari RKB yang memprihatinkan tentunya membutuhkan pengawasan yang ekstra terhadap aktivitas KBM yang dilaksanakan di sekolah tersebut yang dikhawatirkan sewaktu - waktu dapat menimbulkan korban.
"Dipagari keliling saja terkadang masih terdapat siswa yang membolos, apalagi sekarang pagarnya sudah ambruk tentu saja sangat mendukung siswa untuk membolos, terlebih lagi saat cuaca hujan, beberapa ruangan kelas mengalami kebasahan, dan adanya dikhawatirkan adanya jatuhan seng dan bangunan karena tertiup angin," terangnya.
Sementara itu, saat ini pihak sekolah sedang berusaha mengajukan proposal bantuan perbaikan ruangan kelas dan tembok sekolah tersebut yang mengalami kerusakan berat.
"Untuk saat ini kami sedang berupaya mencari bantuan agar secepatnya kerusakan tersebut dapat diperbaiki, jika hingga semester baru mendatang belum bisa diselesaikan, maka terpaksa kami melibatkan komite sekolah untuk dapat memperbaikinya," tuturnya.
Dalam lain kesempatan, Kepala Seksi Sarana Prasarana Bidang Pembina SMP Dikbud Rejang Lebong Richi Septian menjelaskan bahwa pihaknya beberapa melakukan verifikasi Dapodik agar SMP Negeri 5 Rejang Lebong bisa mendapatkan bantuan perbaikan sarpras melalui anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik, hanya saja pihak kementerian pusat belum menyetujui sekolah tersebut untuk bisa mendapatkan bantuan hanya saja hingga saat ini ajuan tersebut belum disetujui dan sekolah tersebut masih berada di dalam daftar tunggu penerima DAK.
"Memang Kondisi SMPN 5 RL sudah sangat memprihatinkan dan sangat layak dibantu, dan kami sudah berusaha mengusulkan sekolah tersebut agar bisa mendapatkan DAK, hanya saja keputusan pusat berbeda dari pada usulan kami," tukasnya.