BACAKORANCURUP.COM - Kasus tuberkulosis (TB) paru di Kabupaten Rejang Lebong cukup tinggi, dimana kasus yang tercatat pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Rejang Lebong saat ini mencapai ratusan kasus. Ternyata salah satu penyebab seseorang bisa terserang TB paru ini adalah merokok.
Hal ini sebagaimana diungkapkan Kepala Dinkes Kabupaten Rejang Lebong, Dhendi Novianto SKM melalui Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM), Titin Julita SKM.
"Tidak bisa dipungkiri bahwa salah satu penyebab bisa terjangkit TB paru adalah merokok," ungkapnya.
Selain itu, lanjut dia, seseorang bisa terserang TB paru dikarenakan tertular dari orang lain yang sudah positif melalui drop late atau udara.
BACA JUGA:11.377 Kendaraan Setor Pajak Rp 7,52 Miliar
BACA JUGA:Sampai Kapan TPA Jambu Keling Dapat Tampung Sampah?
"Karena TB paru ini salah satu penyakit yang bisa menular melalui drop late, atau orang yang mungkin pernah bekerja di tempat laundry itu juga bisa terkena TB paru. Secara umum itu yang mengakibatkan seseorang bisa terserang TB paru selain merokok tadi," jelasnya.
Masih dikatakannya, hingga saat ini jumlah kasus TB paru di Rejang Lebong ada sebanyak 198 kasus. Bahkan di tahun 2024 ini tercatat sudah ada 4 orang warga Rejang Lebong yang meninggal dunia akibat penyakit tersebut.
"Total warga Rejang Lebong yang kini mengidap penyakit TB paru ada 198 orang. Dan sampai akhir Mei 2024 kemarin, ada 4 orang pasien pengidap TB paru di Rejang Lebong yang meninggal dunia. Penyebabnya biasanya penanganan yang lambat atau tidak mau minum obat," terangnya.
Adapun gejala-gejala umum yang dialami apabila terserang TB paru, kata dia, diantaranya seperti mengalami demam di malam hari, berat badan menurun drastis, batuk lebih dari 3 minggu, berkurangnya nafsu makan dan berkeringat setiap malam.
"Tetapi untuk memastikan orang itu terserang TB paru atau tidak, itu hari dilakukan pemeriksaan dahak, atau ronsen atau TJM," bebernya.
Menurut dia, seseorang bisa sembuh total dari penyakit TB paru dengan catatan menjalani proses pengobatan selama 6 bulan sampai 12 bulan dengan pemeriksaan dan minum obat secara teratur.