JPSG Prediksi Potensi Pilkada Jakarta Dua Putaran

Minggu 08 Sep 2024 - 22:46 WIB
Reporter : gale
Editor : radian

BACAKORANCURUP.COM - Political Strategy Group (PSG) merilis hasil jajak pendapat terkait pemilihan gubernur dan wakil gubernur Jakarta untuk Pilkada 2024.

Survei ini dilaksanakan dari 6 hingga 15 Agustus 2024 dengan melibatkan 1.540 responden, menggunakan metode multistage random sampling.

Dengan ukuran sampel ini, margin of error diperkirakan sekitar ±2,7% pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Luki Hermawan, Chairman PSG, menekankan bahwa Pilkada Jakarta merupakan momen penting yang akan menentukan sejarah setelah Jakarta melepas statusnya sebagai Daerah Khusus Ibukota.

"Perhelatan Pilkada Jakarta di akhir November nanti akan menjadi titik penentu sejarah Jakarta segera setelah melepas statusnya sebagai Daerah Khusus Ibukota," ungkap Luki dalam diskusi, di Jakarta Selatan, Sabtu, 7 Septembet 2024.

Kepala Peneliti PSG, Ahsan Ridhoi, menambahkan bahwa meskipun Jakarta bukan lagi Ibu Kota Negara, kemungkinan Pilkada Jakarta akan berlangsung dalam dua putaran.

"Ada tiga calon, ada kemungkinan dua putaran. Karena kita juga punya pengalaman di 2017 tiga pasang kandidat itu dua putaran," jelas Ahsan.

Menurut survei PSG, Anies Baswedan memperoleh dukungan 39 persen, diikuti oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dengan 22 persen, dan Ridwan Kamil dengan 15 persen.

Ahsan menjelaskan bahwa kecenderungan pemilih Jakarta lebih memilih mantan gubernur mereka, Anies dan Ahok.

"Artinya, warga Jakarta pada dasarnya tercenderung menginginkan mantan gubernurnya itu kembali memimpin mereka," ujarnya.

Ahsan juga mengungkapkan bahwa Ridwan Kamil menghadapi tantangan besar, dengan hanya 19 persen pemilih yang benar-benar loyal.

"Yang fans RK (Ridwan Kamil) ini kira-kira ya hampir 20 persen dari populasi Jakarta," ungkapnya.

Namun, Ridwan Kamil masih memiliki peluang, terutama jika melawan calon lain.

"Ada 58 persen responden yang mungkin akan memilih Ridwan Kamil, tetapi tergantung lawannya," ucapnya.

Survei menunjukkan bahwa pemilih Jakarta mungkin akan menghadapi tekanan psikologis dalam memilih antara Anies dan Ahok, yang keduanya tidak akan berlaga di Pilkada mendatang.

Kategori :