Dari lokasi baru ini Machmud mulai melihat titik terang. Kuliahnya juga sudah selesai. Bahkan ia mendapat bisa mendapat karyawan yang punya keahlian di bidang algae. Namanya: Mohammad Zusron. Ia lulusan biologi UGM. Lalu mengambil master di Belanda: tentang algae.
Pulang dari Belanda, Zusron cari-cari informasi: apakah ada perusahaan bidang algae di Indonesia. Ketemulah perusahaan yang dimiliki Machmud. Ia minta magang di situ. Selesai magang Machmud memintanya kerja di perusahaannya.
Sang ahli punya peran penting dalam mengembangkan algae. Zusron kini menjadi direktur di kelompok usaha Machmud.
Machmud terpikir usaha algae ketika masih mahasiswa di Undip. Sambil kuliah Machmud ikut MLM –multilevel marketing. Salah satu produk yang harus ia jual di MLM adalah kapsul spirulina. Kok mahal. Kok laku.
Machmud pun mencari tahu: apa bahan baku spirulina. Ternyata algae. Machmud pun mencari tahu bagaimana cara mengembangkan algae.
Kebetulan dosennya di Undip lagi punya proyek penelitian algae. Yakni bisakah algae dikembangkan untuk menyelesaikan limbah di pabrik kelapa sawit. Agar limbah itu dimakan algae.
Machmud justru terpikir algae dijadikan bahan baku suplemen spirulina, kosmetik, dan bahan makanan. Sebelum ikut MLM, Machmud juga sudah berbisnis. Untuk biaya kuliah. Ia jualan es krim. Di kampus Undip. Ayahnya membelikan mesin sederhana pembuat es krim.
Sang ayah juga pelaku MLM. Nama sang ayah: Narno Raharjo.
"Saya kerja MLM karena terpaksa," katanya.
Dikatakan ''terpaksa'' karena sang ayah harus menyelesaikan kewajiban besar: mengembalikan uang ratusan nasabah. Sebanyak Rp 12 miliar.
Narno, pengurus Muhammadiyah Sukoharjo, memang sempat dipercaya banyak orang untuk menangani dana investasi online: sarang burung.
Setelah Narno menyetorkan uang itu, ternyata investasi tersebut bodong. Ia digeruduk investor. Ia janji akan mengembalikan semua dana yang diserahkan padanya.
"Akhirnya saya bisa menyelesaikan semuanya. Saya cicil. Selama 12 tahun lunas," ujar sang ayah.
Selama 12 tahun itu ia bekerja keras di MLM. Termasuk mengajak Machmud, anak sulungnya yang sedang kuliah.
Semua hasil usaha MLM itu untuk mengembalikan uang nasabah. Sedang untuk kehidupan rumah tangga didapat dari usaha istrinya: toko kelontong.
Machmud terus memperbesar usaha algae-nya. Kini ia sudah punya dua lokasi baru lagi. Dua-duanya di Klaten. Masing-masing 5000m2. Lokasi tersebut diincar karena airnya bagus. Ada sumber air tawar yang cocok untuk kolam algaenya.