CURUP, CE - Perusahaan Umum (Perumda) Tirta Bukit Kaba (TBK) Kabupaten Rejang Lebong mengungkapkan bahwa, debit air pada sejumlah sumber air baku Perumda TBK mulai berangsur mendekati normal.
Direktur Perumda TBK Rejang Lebong, Hendra Novianzah SE MM yang diwawancara di Curup mengatakan, hal tersebut karena sejak November lalu sudah mulai memasuki musim penghujan.
"Karena daerah kita sekarang sudah masuk musim penghujan, jari beberapa sumber ari baku yang dimanfaatkan Perumda TBK untuk masyarakat, debit air sudah mulai terisi," ungkapnya.
Dengan demikian, sebut dia, pelayanan air bersih kepada para pelanggan Perumda TBK yang tersebar di lebih dari 10 wilayah kecamatan bisa meningkat.
BACA JUGA:Posko dan Sekretariat Pemenangan Harus Ada Legalitas
BACA JUGA:Soal DD/ADD Tahap Akhir, Berkas Pengajuan Paling Lambat 14 Desember
Lebih jauh dirinya menerangkan, namun masih ada beberapa sumber air baku Perumda TBK yang pihaknya nilai belum benar-benar normal seperti di Sejeneak dan beberapa sumber air lainnya.
"Karena kan seperti kita tahu musim hujan ini juga termasuk baru sekitar sebulan atau kurang dari itu, jadi debit air belum benar-benar meningkat deras," bebernya.
Atas hal tersebut, kata dia, sehingga sedikit wajar jika di beberapa wilayah kecamatan masih ada pelanggan yang masih kesulitan air bersih.
Untuk itu pihaknya hingga kini masih mengoptimalkan pelayanan dengan penjadwalan rekayasa pendistribusian air dan penanggulangan air bersih melalui mobilisasi tangki air.
"Seandainya masyarakat pelanggan khususnya masih membutuhkan suplai air, kami siap untuk mengirimkan air bersih ke rumah-rumah," jelas dia.
Kemudian yang kerap menjadi kendala pihaknya saat ini, tambah Hendra, ada di 4 sumber yang salah satunya sering terjadi ialah sumber air baku di Curup. Tepatnya pada intek yang sumber airnya dari sungai. Ketika musim hujan melanda, pada sungai yang mengalir ke intek itu kerap kali terjadi longsor yang membuat kualitas air menjadi keruh ataupun juga tersumbat oleh kayu-kayu atau ranting pohon.
"Sehingga otomatis kadang aliran air itu terhenti, atau kalaupun mengalir kualitasnya kotor. Dimana terjadi di aliran sungai se Indonesia pasti mengalami hal yang sama," tuturnya.
Upaya yang dilakukan adalah cepat memperbaiki masalah itu agar tidak berlarut-larut, karena hal tersebut jelas merusak kualitas pelayanan Perumda TBK kepada pelanggan.