Gubernur Bengkulu Larang Studytour dan Wisuda Pelajar

Helmi Hasan--
"Pendidikan harus tetap menjadi prioritas utama tanpa adanya tekanan finansial dari kegiatan yang tidak wajib. Oleh karena itu, kebijakan pelarangan ini diambil untuk memastikan bahwa pendidikan tetap inklusif dan tidak menambah beban bagi wali murid," tegasnya.
Dia juga berharap, kebijakan ini dapat dipahami dan didukung oleh seluruh pihak, termasuk kepala sekolah, guru, hingga komite sekolah.
Karena menurutnya, sistem pendidikan seharusnya lebih fokus pada peningkatan kualitas pembelajaran ketimbang menyelenggarakan kegiatan yang justru menciptakan kesenjangan ekonomi di antara siswa.
Dimana jelas dia, langkah yang diambil ini sejalan dengan prinsip pendidikan yang lebih merata dan berkeadilan.
Dalam beberapa kasus, siswa dari keluarga kurang mampu terpaksa tidak mengikuti studytour atau wisuda karena keterbatasan biaya.
Hal ini berpotensi menimbulkan perasaan terasing dan ketidakadilan di lingkungan sekolah.
"Dengan adanya kebijakan ini, diharapkan tidak ada lagi siswa yang merasa tertinggal hanya karena kondisi ekonomi keluarganya. Selain itu, sekolah diimbau untuk lebih kreatif dalam menyelenggarakan kegiatan yang dapat meningkatkan pengalaman belajar tanpa harus membebani orang tua dengan biaya tambahan," sampainya
Diakhir gubernur juga menegaskan, bahwa pendidikan di Bengkulu harus tetap berjalan sesuai dengan tujuan utamanya, yaitu menciptakan generasi yang berkualitas.
Anggaran pendidikan seharusnya lebih banyak dialokasikan untuk meningkatkan mutu pembelajaran, kesejahteraan guru, serta pengembangan sarana dan prasarana sekolah, bukan untuk kegiatan seremonial yang membebani masyarakat.
"Dengan langkah ini, diharapkan sekolah-sekolah di Bengkulu dapat lebih fokus dalam memberikan pendidikan yang berkualitas tanpa menambah beban bagi wali murid," tutupnya.